Beberapa waktu lalu, saya sempat mendengar jika Toko Buku Kalam akan pensiun. Ya, toko buku yang pernah menjadi salah satu tempat penyebaran buku-buku yang dilarang pada akhir Orde Baru ini akan tutup usia. Tentu menyedihkan mendapat kabar seperti ini ketika dunia literasi Indonesia tengah berkembang.
Saya sendiri tidak tahu apa
alasan pasti Toko Buku ini tutup, tapi sekadar menerka, saya rasa toko ini
tutup karena mulai hilangnya pembaca yang berkunjung kesana. Sekadar info, dulu
toko buku ini ramai dikunjungi karena menjadi tempat ngumpulnya anggota
Komunitas Utan Kayu. Namun, sejak 2009 Komunitas Utan Kayu sudah pindah ke
Salihara.
Pada masanya, toko buku ini
menjadi semacam oase ditengah kehomogenan terbitan yang ada di Indonesia. Saat itu,
keberadaan buku alternatif masih sangat jarang, dan hanya beredar dibeberapa
tempat, salah satunya Toko Buku Kalam ini. Tetralogi Buru karya Pram yang saat
itu dilarang pun bisa ditemukan di tempat ini.