Setelah pengumuman reshufle kabinet kemarin, banyak
masyarakat yang mengkritisi mencibir keputusan presiden Jokowi. Mulai
dari mengganti Rahmat Gobel yang berjiwa Syariah dengan membatasi penjualan bir
hingga tidak mengganti Menteri kesayangan mamah Puan Maharani. Padahal
pada reshufle kali ini hampir semua menteri kordinator diganti.
Menko perekonomian Sofyan Djalil diganti Darmin Nasution.
Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo diganti Rizal Ramli, dan Menko Polhukam
Tedjo Edhie Purdjiatno digantikan Luhut Binsar Panjaitan. Ya, semua menko
diganti, kecuali ya anaknya bu Mega ini.
Merokok itu berbahaya. Merokok itu membunuhmu. Merokok itu
apalah, beserta semua embel-embel lain terus saja dikampanyekan oleh kelompok
anti rokok. Tujuannya jelas satu, mematikan budaya kretek pada kehidupan
masyarakat. Dan untuk mencapai tujuan ini, mereka akan terus-menerus melakukan
kampanye dan kegiatan lainnya yang bakal mematikan budaya kretek.
Sebagai dalih, mereka biasa bilang bahwa merokok itu
berbahaya, akan menyebabkan penyakit mematikan, sebuah produk konsumsi yang
membahayakan masyarakat. Setiap ada waktu, mereka bakal sibuk menghajar kretek
dengan asumsi itu. Tujuan yang mereka anggap mulia.
Putus emang nggak ngenakin, begitu kata iklan, tapi bukan
berarti kita boleh berbuat semena-mena. Kebanyakan kaum sakit hati setelah
putus, terlalu mudah lupa apa saja yang sudah diberikan mantan untuk mereka.
Yang mereka ingat hanya rasa sakit, patah hati, lalu membenci. Dan untuk
melampiaskan semuanya, mereka akhirnya terlalu mudah untuk mengumpat dan
menghina para mantan.
Ya, cercaan hinaan kepada mantan sudah menjadi hal lumrah.
Atau bahkan menjadi rukun wajib dalam fase galau setelah putus. Namun, alasan
apapun tentu tidak dapat membenarkan penghinaan yang dilakukan terhadap
seseorang, apalagi kalau orang itu presiden.
Sebentar lagi musim panen tembakau di Indonesia akan segera
tiba. setelah melewati beberapa bulan pernuh kerja sedari masa panen di awal
bulan Mei, kerja keras para petani tembakau akan segera menemukan hasilnya.
Terlebih, tahun ini kualitas tembakau mereka diperkirakan bakal mencapai
puncaknya dengan kondisi cuaca yang bersahabat untuk tanaman tembakau. Para
petani bakal gembira.
Maklum, di masa kemarau seperti inilah tanaman tembakau bisa
mendapatkan kualitas terbaiknya. Kondisi kering memang diperlukan untuk tanaman
tembakau. Sebab daun tanaman ini memang tak perlu air melimpah sebagaimana
tanaman lainnya. Daun tembakau pun akan sulit diserang hama.
Selama ini, merokok selalu dikaitkan dengan segala macam
penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit-penyakit seperti
Kanker, Jantung, Paru-paru, dan sebagainya dikatakan selalu disebabkan oleh
kebiasan merokok. Padahal, banyak dari masyarakat pengidap penyakit berbahaya
itu berasal dari orang-orang yang tidak merokok.
Sebenarnya, setiap orang yang mengidap penyakit tersebut
memiliki dampak resiko akibat pola konsumsi mereka. Gaya hidup tidak sehat
seperti jarang berolahraga, makan-makanan yang penuh lemak jenuh dan
kolesterol, serta pola konsumsi yang tidak berimbang memiliki faktor resiko
sendiri dalam berbagai penyakit mengerikan tadi.
November nanti ibu saya akan berusia 50. Jelas 50 bukanlah
umur sembarangan. Angka itu menunjukan kematangan, kedalaman. Selain ibu saya,
tahun ini peristiwa pembantaian massal 65 pun menginjak usia 50 tahun. Usia
yang menunjukan kedalaman rasa sakit yang dialami ribuan orang yang menjadi
korban.
Ibu dan 65 sebenarnya seperti saudara jauh. Mereka lahir
disaat yang hampir bersamaan. Ibu lahir dalam keadaan kacau setelah kakek saya
ditangkap dan dijebloskan ke penjara di jepara. Semua terjadi akibat peristiwa
65.
Ahok marah-marah (lagi). Padahal, baru seminggu yang lalu
dia ikutan lebaran dan saling memaafkan. Sekarang dia sudah kembali banyak
bicara, ngomel-ngomel, dan tebar pesona. Jakarta benar-benar sudah kembali.
Setelah ditinggal seminggu lebih mudik, sekarang Jakarta sudah kembali macet,
sudah kembali panas lagi, dan sekarang Ahok sudah kembali marah-marah. Wow,
enjoy Jakarta banget.
Di pembukaan Jakarta Book & Education Fair 2015, atau
Jakbook, acara yang katanya pameran buku itu, Ahok marah karena harga buku
(tulis) yang di jual di sana lebih mahal daripada yang dijual di pasaran. Pihak
panitia, dalam sambutan resminya mengatakan bahwa harga jual buku dan
perlengkapan sekolah di sana lebih murah dari harga jual di pasar. Tapi Ahok
menemukan fakta sebaliknya. Murkalah dia.