Dulu, saya sempat bermasalah jika ingin minum kopi yang enak
di kisaran rumah saya, di Kota Tangerang. Sejak dikenalkan dengan kopi-kopi
enak di beberapa kedai kopi Jakarta dan Yogyakarta, saya agak sulit menerima
kopi sasetan biasa. Bukan apa-apa, lidah jadi agak sulit menerima gula yang ada
di kopi saset. Jadi kalau mau ngopi ya yang tanpa gula atau ke kedai sekalian.
Tapi, tidak banyak pilihan kedai kopi di kota saya. Mungkin bagi
sebagian teman, ngopi dimana saja akan sama, termasuk di kedai-kedai yang ada
di pusat perbelanjaan. Yang penting ada kopi dan tempat untuk nongkrong sudah
cukup. Karenanya mereka tak bakal ambil pusing soal minum di kedai kopi.
Namun bagi manusia sejenis saya, minum kopi di tempat
seperti itu adalah neraka. Bagaimana mungkin bisa menikmati kopi di tempat yang
tidak menyediakan ruang untuk perokok seperti saya. Bukannya bergembira dengan
kopi, malah tidak bisa menikmati sama sekali. Belum lagi pilihan kopi yang
mereka sediakan kebanyakan hanya Americano, saya agak kurang cocok dengan kopi
ini.
Itu baru satu hal, tentu hal lainnya adalah jam buka. Cofee
Shop di pusat perbelanjaan tidak buka hingga larut. Ini tentu tidak cocok
dengan orang yang selalu pulang malam seperti saya. Bisa-bisa baru pesan
segelas kopi, sudah diminta pulang.
Karena itu bisa menemukan Kedai yang bisa menerima pelanggan
ketika larut adalah sebuah kebahagiaan. Bukan apa-apa, saya dan beberapa teman
adalah orang malam. Kami biasa beraktifitas hingga pagi, menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang dikejar deadline, atau sekadar kumpul bersama teman
yang lain menertawai nasib. Dan yang paling penting adalah, saya tidak perlu
lagi jauh-jauh ke Jakarta untuk menikmati secangkir kopi.
Nama kedai itu Dnocturn Cofee. Ya, nama yang cocok untuk
mahluk malam seperti kami. Kedai ini ada tepat sebelum jalan veteran, baru buka
selepas magrib. Dengan konsep tempat yang minimalis, kedai ini menyediakan
kenyamanan yang tidak minimal bagi pengunjungnya.
Di sini, anda akan disajikan film-film berkualitas yang
kerap diputar untuk menemani pengunjungnya. Jadi anda tidak bakal bosan
sekalipun datang sendiri, membawa kejenuhan yang amat sangat, atau kegalauan
yang memuncak. Sambil ngopi dan merokok, anda akan melupakannya segala hal
duniawi itu.
Untuk urusan kopi, di sini menyediakan stok biji kopi yang
lumayan. Anda bisa menikmati single black dari biji kopi nusantara seperti
Gayo, Wamena, Mandailing, dan sebagainya. Kalau mau yang lain seperti Latte,
Espresso, hingga rum coffee. Itu loh, kopi yang dicampur sirup rum. Kalau anda
tidak terbiasa dengan kopi, anda bisa juga memesan red velvet, Pure Chocolate,
atau Green tea. Silahkan pesan sesuai selera anda.
Bukan hanya enak, tapi harga secangkir kopi di kedai ini
amat terjangkau oleh kantung masyarakat miskin kota seperti saya. Dengan uang
Rp 15 ribu, saya bisa menikmati secangkir kopi enak. Bandingkan dengan
kedai-kedai lain yang memaksa saya mengeluarkan uang dua kali lipat dari harga
ini, itu pun kopinya belum tentu enak.
Karena itu hampir setiap malam saya menghabiskan waktu di
kedai yang berlokasi di Cikokol ini. Entah selepas kerja, menghadapi macet
ibukota, sehabis kencan, atau sekadar melepas sepi selalu datang ke kedai ini.
Apalagi setiap minggu malam, kedai ini memiiki sebuah program rutin single origin
gratis untuk semua. Jadilah saya semakin sering kemari, terutama tiap minggu
malam.
Bukan hanya karena program kopi gratisnya. Tapi sebagai
masyarakat pekerja yang kerap bermusuhan dengan senin, saya membutuhkan asupan
energi yang baik untuk menghadapinya. Jadilah saya, tentu bersama teman-teman,
memanfaatkan malam yang satu ini untuk bersua dan mengumpulkan energi untuk
kerja esok harinya.
Tak hanya itu, karena teramat sering datang ke kedai ini,
kami jadi semakin biasa menyeduh kopi sendiri. Mula-mula menyeduh tubruk.
Semakin seringnya kami malah jadi bisa menyeduh dengan metode lain seperti V60.
Tentu saja, agenda menyeduh kopi sendiri ini tidak dihitung sebagai pesanan
hingga kami tidak perlu membayar segala kopi seduhan sendiri.
Meski semakin banyak kedai kopi bertebaran di kota ini, tapi
saya bersama teman-teman kadung mencintai tempat ini. Tentu bukan hanya karena
kopi gratis, tapi juga persoalan tempat menyenangkan dan kopi yang aduhai.
Apalagi, hanya kedai ini yang menerima keberadaan kami para mahluk malam
berkumpul hingga pagi hari.
Biasanya saya minum sampai pagi di sini. Menjelang jam 4
baru saya pulang. Suasana malam di kota ini membuat saya kangen masa sekolah
dan kehidupan malam bersama teman-teman ini. Kalau sempat, mampirlah kemari.
Mungkin kita bisa ngopi bareng sambil diskusi buku-buku sama pemilik kedai ini.
Atau kita bisa tertawa sampai pagi, menikmati hidup yang suram ini.