Aditia Purnomo

Bukan Manusia

6 comments


berjalan di lorong gedung pencakar langit
tempat bersemayam orang borjuis
pemakan steak dengan saus mayonaise
bersantap ria dengan harga mahal

di seberang gedung kulihat seorang bocah
mungkin SD
ia tersedu merangkul kakinya
airmata mengucur sembari diseka

ku hampiri ia
ku ajak berbincang tentang tangisnya

kuduga ia lapar
tapi tidak
kurasa ia diocehi satpam
ternyata bukan

ia menangis
tangisannya untuk seorang dokter
dokter penghilang nyawa manusia
dokter biadab yang merawat ibunya

ia berkisah
ibunya tengah sekarat
hampir mati, mati
tapi tak ada yang mau membantu

ia ke rumah sakit
namun administrasi membuat semuanya rumit
ia minta tolong seorang dokter
namun sang dokter berkata hendak dinner di restoran ini

kini sang ibu hanya tergeletak
tergeletak di halaman rumah sakit
dan sang administratur diam
dan sang dokter bersantap ria

mendengar keluhnya aku terenyuh
dasar manusia biadab
atau mungkin mereka bukan manusia
karena manusia punya kemanusiaan
sedang mereka tidak

mereka lebih rendah dari hewan
pri-kehewanan pun mereka tak punya
mereka hiraukan orang, manusia yang hendak mati
mereka bangsat
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

6 komentar:

  1. cerita nyata bukan mas?
    tereyuuuh bacanya...
    salam

    BalasHapus
  2. Saat Manusia Mengerti akan tuhannya, maka Manusia akan mengerti untuk apa mereka diciptakan di dunia ini. Qt ada karenanya. maka tugas kita adalah saling menjaga. derajat terkadang membuat buta hingga akhirnya banyak yang kehilangan nyawa.

    BalasHapus
  3. begitu menyentuh. ditunggu tulisan selanjutnya

    BalasHapus
  4. ini beneran bro?
    semoga di beri hidayah tuh dokter

    BalasHapus
  5. masuk kategori sastra realis kok :)
    semoga negara ini jadi lebih baik
    trims atas kunjungannya

    BalasHapus