Siapa bilang siaran bola akhir
pekan menjadi pelipur lara para jomblo diakhir pekan? Coba tanyakan pada para
pens Liverpool, pernyataan ini tidak berlaku bagi mereka. Jangankan jomblo,
pens Liverpool yang punya pacar pun bisa merasa siaran bola akhir pekan sebagai
cobaan berat.
Tak percaya, coba tengok performa
Liverpool musim ini. Betapa mengerikannya performa tim dari semua lini. Jendral
lini tengah, sang kapten fantastik telah lanjut usia, namun pelatih masih ragu
untuk menggantikannya dengan yang muda.
Lini depan, ah bulan madu indah
dengan Luis Suarez sudah berakhir. Jangan lagi berpikir untuk cetak banyak gol.
Dengan Suarez, gaya main macam apapun bisa berujung dengan gol. Ingat, mantan
adalah pemain yang begitu terangsang dengan sepak bola. Kemanapun bola diumpan,
disana dia akan mengejar.
Sekarang kegirangan atas prestasi
musim lalu harus dilupakan. Euforia masuk liga champions harus segera diakhiri.
Ingat, musim lalu tim ini bernama Luis Suarez. Sekarang kita harus mulai dari
awal.
Lagipula, sebagai tim yang secara
sosio kultural berasal dari basis perjuangan buruh pelabuhan, mental pens
Liverpool haruslah kuat. Karena itu perlu diasah dengan kekalahan dan hasil
imbang supaya tak lagi menangis saat gagal meraih kemenangan.
Karena itu, pens Liverpool tak
boleh dimanja. Ibarat mahasiswa, Liverpool adalah mahasiswa yang proletar. Tak
boleh kebanyakan makan agar perut tak melilit karena lebih sering tidak makan.
Nah, sekarang, pens Liverpool harus kembali pada kebiasaan tegar melihat tim
lebih banyak tak menang.
Filosofi ini sendiri sudah
diamini oleh pelatih. Buktinya, duit banyak penjualan Luis Suarez Ia gunakan
untuk belanja banyak pemain ketimbang beli satu pemain berkelas. Layaknya
mahasiswa proletar, lebih baik beli banyak persediaan makanan yang penting
murah ketimbang enak tapi mahal.
Gaya hidup penuh kemanjaan pens
Liverpool musim lalu tak boleh diulangi. Kebiasaan mengejek pens tetangga tak boleh
diulangi, karena kesombongan hati musim lalu telah dibayar tuntas dengan
performa Liverpool yang mengerikan awal musim ini. Ingat, sombong bukan gaya
hidup pens Liverpool, itu milik kelas menengah ngehek.
Dan yang paling penting,
Liverpool haruslah bisa move on dari mantan-mantan yang sukses bersama klub
barunya. Gelar Liga domestik dan Liga Champions yang didapatkan Torres,
Mascherano dan Alonso, dan yang segera didapatkan Suarez harus jadi pelajaran
agar Liverpool tidak sembarangan mengakhiri hubungan dengan pemain berkelas.
Karena itu, jangan terlalu banyak
berharap pada Liverpool musim ini. Slogan “Make Us Bel19ve”, harapan agar gelar
ke-19 segera datang lebih baik disimpan dulu. Karena, berharap Liverpool juara
musim ini sama saja seperti mengharapkan mantan yang sudah punya pacar baru mau
kembali pada kita.
Ah, tapi apapun itu, menyaksikan
Liverpool kalah tetap saja menyakitkan. Sama seperti mahasiswa proletar yang
perutnya sakit bila tidak makan, melihat Liverpool tak kunjung menang pun saya
hanya bisa bilang “sakitnya tuh disini” sambil menunjuk dada dan perut.
0 komentar:
Posting Komentar