Sebagai sebuah negara, Amerika Serikat tak perlu diragukan lagi kedigdayaannya. Sebagai negara adidaya, AS menjadi kiblat dari banyak negara, dan tentu tak banyak negara yang berani berkonfrontasi dengannya. Mulai dari kekuatan kapital maupun militer, AS adalah yang negara yang terdepan.
Pada periode awal abad milenium, Afganistan menjadi salah satu contoh nyata buktu kehebatan AS. Dengan memakai isu menghabisi terorisme, AS kemudian melancarkan teror nyata kepada negara bangsa di dunia betapa digdayanya mereka dalam membangun serangan militer.
Dari hal tersebut dapat dilihat, bagaimana AS, sebuah negara yang katanya adidaya dan adikuasa, berupaya membangun budaya terornya kepada dunia, agar setiap langkah dan kebijakannya tak diganggu oleh negara bangsa manapun di dunia.
Halloween dan Budaya Teror Masyarakat
Budaya teror sendiri sebenarnya sudah berkembang pada lini hidup masyarakat AS. Tingginya angka kriminalitas dan kekerasan menjadi satu poin bagaimana masyarakat AS menghadapi “teror” tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini cukup mampu menjelaskan, bagaimana AS sudah terbiasa dengan budaya teror, bahkan cenderung membiasakan diri dengan budaya teror.
Masyarakat AS sendiri, dalam kehidupan kebudayaannya, memiliki sebuah tradisi “menakuti” dalam perayaan malam Halloween. Halloween, sebagai sebuah perayaan, merupakan tradisi yang bermula dari perayaan hasil panen di wilayah Britania Raya. Namun, derasnya globalisasi membawa budaya ini dirayakan di berbagai belahan dunia, terutama di AS.
Sebagai tradisi yang dibangun di AS, Halloween dengan kalimat yang identik, “Trick or Treat” telah mampu menjerat masyarakat dalam budaya “menakuti”. Merias diri semenakutkan mungkin, datangi rumah orang lain, ketuk pintu, dan kejutkan dengan frase “Trick or Treat”.
Namun, bukan takut yang menjadi hegemoni dalam tradisi ini. Kesenangan justru menjadi hal utama dalam perayaan ini. Halloween membangun sebuah budaya senang menakuti dan meneror pada masyarakat AS. Semakin seram dan menakutkan, semakin banyak permen atau hadiah yang kita dapatkan.
Pada perayaan ini, terkadang para pelaku tradisi ini bekerja sama dalam menakuti. Begitu perayaan selesai, mereka akan menghitung dan membagi hasil yang mereka dapatkan dari menakuti masyarakat. Menakuti untuk mendapatkan hasil, begitulah budaya teror ini dibangun dimasyarakat.
Hal ini jugalah yang dilakukan oleh AS, sebagai seuah negara dalam melakukan teror kepada negara lain. Afghanistan telah menjadi salah satu contoh dan korban dari budaya teror yang dibangun AS. Dengan kekuatan militernya, AS menghabisi Afghanistan lalu menjarah kekayaan sebagai hasil rampasan perang.
Membuat teror agar negara bangsa lain takut pada AS, lalu merampas kekayaan negara tersebut menjadi hal yang biasa bagi AS. Sebuah tradisi politik yang dibawa dari tradisi dan kebudayaan masyarakat bernama Halloween. Dari tradisi tersebutlah, AS menjadi negara yang katanya adidaya dan adikuasa.
0 komentar:
Posting Komentar