Kedaulatan berada ditangan rakyat, itulah inti dari asas demokrasi. Kekuatan demokrasi berasal dari keterlibatan rakyat dalam segala aspek pemerintahan. Rakyat diwakili oleh para anggota dewan yang dipilih melalui sebuah pemilihan langsung. Begitu pula dengan presiden selaku kekuatan eksekutif dalam trias politika ala demokrasi Montesqieu.
Kehadiran rakyat juga menjadi salah satu landasan berdirinya Negara. Rakyat selalu menjadi sebuah nama dimana cita-cita, tujuan, landasan, dan segala kepentingan Negara diarahkan kepadanya. Rakyat juga menjadi sumber kekuatan utama bagi negaranya.
Namun, kini rakyat seperti kehilangan jati dirinya. Rakyat kini lebih dijadikan alat bagi politisi untuk mengejar kekuasaan. Bahkan dengan kekuatan yang begitu besar, rakyat masih menerima iming-iming puluhan ribu sebagai tumbal pembelian hak suara. Rakyat pun semakin frustasi dengan kondisi Negara yang membuat mereka cenderung apolitis.
Padahal, rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara ini harus menggunakan kekuatannya demi terwujudnya kesejahteraan sosial. Kekuatan politik rakyat sebagai pemegang kedaulatan harus digalakkan. Bukan karena pemerintah yang semakin tidak dapat dipercaya, justru rakyat diam.
Saat ini, rakyat harus kembali turun dalam pengambilan kebijakan. Bukan hanya duduk gelisah melihat para wakilnya yang jelas-jelas telah mengkhianati amanat rakyat. Rakyat harus berani meneriakan kegelisahannya akan kondisi Negara yang terpuruk karena keblingernya pimpinan Negara.
Bila dilihat sejarah perjalanan bangsa, mobilisasi rakyat memang menjadi salah satu kekuatan utama rakyat untuk merebut demokrasi. Rakyat, buruh, tani, tak perlu lagi takut melakukan boycott guna menentang kebijakan yang selama ini jelas-jelas tak berpihak pada rakyat.
Rakyat harus melakukan ini semata-mata demi satu tujuan, terciptanya kemerdekaan 100% bagi seluruh rakyat Indonesia. Rakyat harus mempelihatkan kekuataanya terhadap pemerintah yang selama ini cenderung menjadi kacung bagi asing untuk menjajah Negara ini. Semua harus dilakukan agar pemerintah tahu siapa yang seharusnya dihadapi.
Tapi, jika dalam keadaan seperti ini rakyat memilih diam dan apolitis, maka kedaulatan rakyat tinggallah sebuah semboyan. Karena, keabsahan kedaulatan rakyat tak bisa terwujud jika rayat diam. Ingat, kedaulatan memang berada ditangan rakyat, tapi kedaulatan bukan berada ditangan rakyat yang apolitis. Rakyat harus berani kembali berpolitik.
0 komentar:
Posting Komentar