Selamat Natal, Pak Jokowi, semoga
anda terus diberikan keberkahan dari Yang Maha Suci. Saya tahu, anda bukan
penganut Nasrani, meski ada beberapa orang yang percaya kalau anda Nasrani,
tapi saya yakin anda takkan marah jika saya menyelamati anda. Toh, anda
merayakan natal bersama masyarakat Papua.
Bagaimana keadaan di Papua, Pak,
saya dengar perayaan Natal bersama anda dipindah karena soal keamanan. Jujur,
saya tidak tahu Papua karena belum pernah kesana, karena itu saya mengikuti
pemberitaan tentang keberangkatan anda kesana. Boleh kan, Pak?
Gini, Pak, saya dengar kehadiran
anda disana kabarnya diamankan ribuan personel, apakah benar? Memangnya di
Papua ada apa, Pak, sampai ribuan personel mesti mengamankan anda. Setidakaman
itu kah Papua, Pak? Kalau tidak, kenapa anda diam saja.
Lalu, Pak, saya dengar anda
kesana juga untuk blusukan, mendengarkan aspirasi masyarakat. Saya mau tahu,
Pak, apa ada keluhan soal konflik kekerasan dari masyarakat? Soalnya, setiap
tahun LSM yang tidak disukai Menkopolhukam anda, macam KontraS ataupun Elsam,
melaporkan berbagai kekerasan yang dilakukan aparat keamanan. Benarkah itu,
Pak?
Saya juga mau tahu, apa ada
mama-mama yang datang ke hadapan anda, menangis meraung, menanyakan apa salah
anak mereka sampai dibantai aparat awal bulan ini? Kabarnya, ini berita dari
media lho, pak, ada beberapa anak SMA yang ditembaki saat menjaga posko natal.
Menjaga posko untuk perayaan yang anda hadiri.
Kalau cuma ada keluhan soal
pembangunan yang tidak merata, mungkin yang menyampaikan aspirasi kepada anda
adalah alay-alay dahsyat yang menyamar jadi masyarakat sana, Pak. Soalnya, ini
saya tahu dari media lho, pak, yang paling diharapkan masyarakat Papua adalah
penyelesaian konflik kekerasan. Kehidupan aman dari ancaman militer yang
menganggap mereka sebagai bangsa jajahan.
Kalau memang apa yang saya
tanyakan diatas tidak terjadi, kemungkinannya cuma tiga, Pak. Pertama media
massa telah melakukan pembohongan publik, jadi pantas dibredel seperti
papuapost.com. kedua, anak buah anda yang melakukan kebohongan pada Anda,
layaknya PNS yang ingin atasan selalu senang. Kemungkinan terakhir, Anda tahu
tapi cuma bilang #BukanUrusanSaya.
Yah, manapun yang benar, saya
ikut mendoakan kebahagiaan bagi rakyat Papua. Toh kehadiran anda
disana untuk
memberi sambutan upacara bendera perayaan natal, bukan untuk mengurus
konflik kekerasan Papua. Sekali lagi, saya ucapkan selamat natal, Pak. Semoga
rakyat Papua boleh merdeka jika negara tak becus mengurus mereka.
0 komentar:
Posting Komentar