Aditia Purnomo

Jika ada orang yang bertanya apakah tablet terbaik di dunia saat ini, tentu saya akan menjawab dengan tegas: iPad Pro 3rd Generation atau iPad Pro 2018. Dari segala aspek, gawai ini sungguh-sungguh membuat saya ingin membelinya. Performa terbaik, kamera juara, desain tercantik, sungguh iPad Pro yang satu ini adalah gawai sempurna di kelasnya.

Bermodal chipset Apple A12X Bionic dan RAM 4GB, skor Antutu Benchmark yang dihasilkan tablet ini mencapai 500.000. Jika pada iPhone XS Max yang saya gunakan sehari-hari saja hampir tidak pernah saya temukan lag, apalagi di iPad Pro ini yang unggul hampir 200.000 poin pada skor Antutu-nya. Kalau tidak dipakai untuk eksploitasi sih, overkill bener, bos.

Dengan ukuran layar 11” (ada juga versi 12,9”) minim bezel, kualitas visual yang dihadirkan iPad ini sungguh luar biasa. Berdasarkan catatan spesifikasinya, kemampuan refresh rate layar yang mencapai 120 Hz membuatnya menjadi salah satu gawai dengan layar terbaik. Ibaratnya, iPad ini bakal mengikuti kemana pun arah jari kita menyentuh layar.

Dari sektor kamera, iPad Pro 2018 adalah tablet dengan konfigurasi kamera terbaik yang pernah ada. Seperti yang jamak diketahui, seringkali kamera tablet disediakan hanya untuk ala kadarnya saja. Ya, ada sih yang lumayan bagus, tapi tetap nggak bakal bisa menyaingi kemampuan ponsel flagship.

Menariknya, kualitas foto yang dihasilkan iPad Pro 2018 ini justru melebihi sebagian kamera ponsel flagship karena konfigurasi kamera yang dimiliki terasa sama dengan yang digunakan pada iPhone XS atau XR.

Jika ada persoalan terkait iPad ini, ya paling cuma soal harganya yang mahalnya minta ampun, menyamai harga sebuah sepeda motor Honda Vario. Dulu ketika berpikir keras mau beli iPad Pro 2018 ini, hal yang paling mengganggu ya perkara harganya ini.

Kalau ingin memiliki satu perangkat iPad Pro lengkap dengan smart cover keyboard dan Apple pencil, saya harus rela mengeluarkan uang paling tidak Rp 20 juta. Itupun hanya bisa untuk membeli gawai versi 64 GB tanpa slot memori.

Pada situasi yang sama, saya hanya perlu mengeluarkan uang sekitar Rp 10,5 juta untuk mendapatkan sebuah Samsung Galaxy Tab S4 lengkap dengan book cover keyboard serta S-Pen. Varian paling rendah Galaxy Tab S4 sama dengan iPad Pro 2018 yaitu memiliki penyimpanan 64 GB, tetapi dengan dukungan slot memori yang bisa menampung data hingga 512 GB.

Hanya dengan harga setengah dari iPad Pro 2018, saya sudah bisa mendapatkan tablet Android terbaik saat ini. Meski ya, cuma di kelas Android terbaiknya, kalau di kelas tablet secara keseluruhan ya tetap iPad Pro 2018 pemenangnya.

Asal tahu saja, Galaxy Tab S4 hanya dibekali Snapdragon 835 yang sudah tergolong jadul untuk mempersenjatai sebuah gawai berjenis flagship. Jika dibandingkan dengan Huawei Mate 20 Pro saya saja, prosesornya masih kalah.

Namun, ada satu keuntungan lain selain soal harga yang lebih terjangkau dari Galaxy Tab S4 ini, yakni fleksibilitasnya dalam mentransfer data. Keunggulan yang biasanya diagung-agungkan para pemuja Android.

Dengan menggunakan tablet Android, saya masih bisa memindah-mindahkan data dari penyimpanan eksternal seperti HDD atau SSD eksternal. Hal semacam ini cukup merepotkan jika menggunakan iPad Pro, mengingat iOS masih belum bisa mendukung fleksibilitas transfer data semacam ini. Apalagi kalau saya harus mentransfer data ke PC dengan sistem operasi Windows atau yang lainnya.

Nah, karena saya sudah tak lagi menggunakan laptop, keberadaan penyimpan eksternal ini menjadi penting. Begitu juga dengan perangkat yang mendukung pemindahan datanya.

Mengingat alasan saya membeli tablet adalah untuk urusan produktivitas, hal seperti di atas turut menjadi perhatian ketika saya memutuskan membeli Galaxy Tab S4. Apalagi, saking inginnya menggantikan posisi laptop dengan tablet, saya akhirnya memutuskan menjual Macbook Pro yang selama ini menjadi alat kerja utama.

Sebagai catatan, tablet tetap saja bukan laptop. Kecuali kamu membeli Surface Pro yang secara sistem operasi berbeda dengan mobile OS pada tablet kebanyakan. Baik iOS maupun Android masih memiliki beberapa kekurangan untuk menggantikan laptop. Terutama untuk ketersediaan jenis aplikasi yang berbeda platform dengan segala keterbatasan-keterbatasan lain.

Jika kamu adalah pengguna laptop untuk kebutuhan desain grafis atau mengedit video, saya jelas menyebut kalau tablet Android belum mampu memenuhi kebutuhanmu. iPad Pro 2018 masih lebih baik dengan dukungan spek yang mumpuni, tapi dengan aplikasi yang terbatas. Macam LumaFX atau Adobe Ilustrator Draw.

Bila kebutuhanmu cuma untuk menulis, membuat laporan keuangan atau laporan bulanan di aplikasi desain sederhana, menyusun bahan presentasi untuk bertemu klien, dan kebutuhan multimedia dasar lainnya, saya kira Galaxy Tab S4 sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanmu. Tapi kalau kamu butuh tablet yang powerful untuk memproses video 4K tanpa pakai lama, main PUBG tanpa ada drop framerate, ya jelas iPad Pro 2018 pilihannya.

Kalau nggak punya duit? Ya syukuri aja gawai yang kamu miliki saat ini. Laptop berbasis Celeron juga sudah cukup kok untuk mengatasi kebutuhan pertama.