Aditia Purnomo

Puluhan mahasiswa terlihat menunaikan ibadah aksi, mereka menolak rencana Presiden Joko Widodo yang berencana mengurangi subsidi BBM. Aksi dilakukan di depan kampus UIN Jakarta, dengan harapan para wartawan mendokumentasikan ibadah itu untuk disajikan pada khalayak bersama ibadah serupa yang dilaksanakan oleh mahasiswa se-nusantara.

Sementara itu, di dalam kampus tengah dilaksanakan operasi senyap. Anggota lembaga eksekutif mahasiswa beserta para senator yang juga mahasiswa, tengah mempersiapkan hajat besar demokrasi kampus. Namun sekali lagi, persiapan dilangsungkan dengan senyap, tanpa banyak diketahui aktivis kampus apalagi mahasiswa biasa.

“Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang. Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperbudak jabatan”

Begitulah kira-kira jika negeri ini tidak memiliki cinta. Secara sederhana, Virgiawan Listianto atau yang lebih akrab dipanggil Iwan Fals menggambarkan, bagaimana jika masyarakat sudah kehilangan cinta, perkara kemanusiaan pun menjadi soal urusan belakangan. Inilah yang kemudian mulai mewabah dalam kehidupan masyarakat kita. 

Dewasa kini, masalah percintaan di Indonesia semakin kronis. Perkara cinta hari ini tereduksi pemaknaannya hingga tataran cabe-cabean, jomblo ngenes, dan pernikahan mewah.


Jangan salahkan Ariel bila Ia tetap dicintai meski kasus video porno membawanya ke penjara. Sebagai musisi, tidak ada yang salah dari diri Ariel. Menggawangi band paling sukses pada masanya, Ariel membuktikan pada khalayak jika kualitas bermusiknya tidak bisa dinodai oleh gaya hidupnya. Karena, sebagai musisi, Ia adalah profesioal sejati.

Inilah yang kemudian, secara tidak langsung, juga diamini oleh Presiden Joko Widodo. Dalam menyusun kabinet, Ia secara serius mencari para pekerja sejati. Dari proses yang serius itulah, muncul nama sosok pekerja keras yang sebelumnya tidak dikenal, Susi Pudjiastuti. Lantas, siapa Susi Pudjiastuti?