Aditia Purnomo





Tahun lalu, tempat prostitusi terbesar se-Asia Tenggara yang ada di Surabaya ditutup secara resmi oleh Walikota Tri Rismaharini. Jka anda tak tahu berita ini, kemungkinannya cuma ada dua, pertama anda orang baik-baik yang tidak kenal dunia kelam, kedua anda tidak punya televisi. Ya, ditutupnya Gang Dolly menjadi santapan media nasional yang tak tahu mana berita penting.

Risma dengan berani menutup cerita gemerlapnya Gang Dolly, menutup cerita kelam gang Dolly. Biar bagaimanapun, Indonesia adalah Negara dengan mayoritas penduduk Islam, suka atau tidak, segala kegiatan yang menciptakan dosa harus dihapuskan. Tidak boleh ada pelacuran, tidak boleh ada minuman keras, tiak boleh ada senang-senang.

Terkadang, dalam hidup ini kita hanya melihat suatu ilusi, kamuflase, atau apapun itu yang bermakna sama. Semua ini terjadi karena ketidakmampuan kita, sebagai manusia tentunya, melihat sesuatu yang tak Nampak. Tentu, apa yang disebut tak nampak ini bukanlah Jin, Setan, ataupun mahluk astral lain. Namun, hal yang tak bisa dilihat itu adalah isi hati seseorang.

Selama ini, banyak yang mengira saya ini adalah orang yang berani, kuat, atau tanggapan positif lainnya. Mereka menilai semua ini hanya berdasarkan apa yang saya kerjakan dan lakukan. Padahal, dibalik itu semua ada sebuah kebohongan yang saya ciptakan terhadap semua orang, agar saya dapat dinilai seperti tadi.

Di Indonesia, perbedaan adalah hal yang lumrah. Biasa. Sebagai sebuah bangsa yang hidup dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu, toleransi amat diperlukan masyarakat yang hidup dalam keberagaman. Keberagaman suku, agama, bahasa, dan masih banyak lainnya. Semua tetap harmoni dalam tenggang rasa yang dijunjung tinggi.