Aditia Purnomo


Siapa bilang siaran bola akhir pekan menjadi pelipur lara para jomblo diakhir pekan? Coba tanyakan pada para pens Liverpool, pernyataan ini tidak berlaku bagi mereka. Jangankan jomblo, pens Liverpool yang punya pacar pun bisa merasa siaran bola akhir pekan sebagai cobaan berat.

Tak percaya, coba tengok performa Liverpool musim ini. Betapa mengerikannya performa tim dari semua lini. Jendral lini tengah, sang kapten fantastik telah lanjut usia, namun pelatih masih ragu untuk menggantikannya dengan yang muda.


Kiri selalu diidentikan dengan hal-hal yang negatif. Pembangunan paradigma ini dilakukan terus menerus selama puluhan tahun dan berkembang menjadi sebuah doktrin, “kiri” adalah sesat. Sosialisme, Komunisme, dan segala hal yang diidentikkan dengan kiri dijauhi. Karena “kanan”, kapitalisme dan liberalisme adalah yang paling benar.

Begitulah perlakuan pemenang perang dunia kepada kiri. Kejatuhan Sovyet sebagai poros besar kekuatan “kiri” menjadi momen dimana kiri dihabisi oleh para lawannya. Pembangunan cerita kekejaman kiri dilangsungkan, kiri adalah pelaku kejahatan kemanusiaan, kiri adalah penjahat perang, dan kanan yang menjadi pahlawan.

Akibatnya, “kanan” yang dipercaya memegang kendali dunia. Melalui tangan-tangannya, “kanan” memberi bantuan pada Negara-negara yang membutuhkan. Pinjaman utang melalui Bank Dunia atau Lembaga Moneter Internasional diberikan tanpa cuma-cuma. Akhirnya, Negara-negara miskin dijadikan lahan untuk dihisap kekayaan alamnya.

Ketergantungan, inilah yang kemudian dihadapi Negara-negara penghamba bantuan, termasuk Venezuella. “Kanan” seperti menjadi candu bagi mereka yang tak mampu melepaskan diri dari hutang yang menjerat. Sebagai tumbal, ketidakmampuan untuk membayar hutang ini, “kanan” kemudian menghisap kekayaan alam yang menjadi sumber penghasilan mereka.

Hugo Chavez sadar akan hal ini. Ia yang dibesarkan dari lingkungan memprihatinkan kemudian tergerak hatinya untuk membebaskan bangsanya dari cengkraman tangan setan bernama “kanan”. Kemudian, ia juga melakukan daya upaya untuk menghancurkan pola pikir bahwa “kiri” adalah hal yang tidak baik.

Ketika Kahlil Gibran mengejawantahkan cintanya pada puisi-puisi, El Commandante berpuisi dalam perbuatan; ketika menggelontor korban tsunami Aceh dan gempa Haiti dengan bantuan yang besarnya ”keterlaluan”, memapah Jamaika yang diamuk hutang 16 triliun dollar Amerika, hingga merangkul Mahmud Ahmadinejad yang kesepian akibat hoax program senjata nuklir, di Iran sana.

Begitulah Chavez, ia berani melakukan subsidi minyak dengan cuma-cuma pada Negara-negara yang membutuhkan. Ia sadar, Venezuella memiliki alat perang ampuh bernama minyak yang dibutuhkan berbagai Negara termasuk empunya “kanan” Amerika Serikat. Dengan minyak, ia melepaskan Venezuella dari jeratan hutang dan berkembang sebagai Negara penolong bagi Negara miskin di dunia.

Ia membuktikan pada dunia, bahwa paradigma yang selama ini dipropagandakan adalah salah, “kiri” bukanlah sesuatu yang menakutkan bahkan “kiri” adalah penolong bagi semua. El Commandante kemudian mendorong Negara-negara dunia untuk mandiri dan tidak bergantung pada Bank Dunia apalagi IMF. Venezuella bahkan mendorong untuk membuat Bank Pembangunan Amerika Latin sebagai tandingan bagi Bank Dunia.

Begitulah Chavez. Ketulusannya dalam membangun dunia tanpa ketidakadilan benar-benar tergambar dalam buku yang ditulis Tofik Pram ini. Dalam buku “Hugo Chavez Malaikat Dari Selatan”, perjuangan yang mengharukan dari Chavez benar-benar mampu disajikan dengan baik untuk para pembaca. Tak hanya itu, penulis juga menampilkan sosok Chavez sebagai manusia yang mencintai sastra dan wanita.

Sebagai buku biografi, buku ini mampu mengulas pemikiran dan menjelaskan kebijakan Hugo Chavez sebagi Presiden Venezuella dan pelopor kebangkitan dunia untuk melawan kesewenang-wenangan “kanan” terhadap dunia. Tak diragukan, buku ini sangat layak dibaca oleh masyarakat, apalagi orang-orang yang masih merasakan ketidakadilan.

Sambil mengutip kalimat endorsement dari Sudjiwotedjo, buku tentang Chavez ini sebaiknya menjadi bacaan wajib kecuali bagi para pengkhianat bangsa yang sudah tenteram dan makmur untuk sementara waktu sebagai boneka-boneka kapitalis global.

Hugo Chavez Malaikat Dari Selatan
Penulis                 : Tofik Pram
Ukuran                 : 13 X 20,5 cm
Penerbit               : Imania

ISBN                      : 978-602-7926-02-8