Ketika ponsel ini keluar, banyak orang yang
mengatakan kalau ini adalah ponsel yang ‘gila’. Setidaknya, ponsel ini memang
memiliki kemampuan layar yang cukup mencengangkan. Berbekal refresh rate 90 Hz,
OnePlus 7 Pro mengalahkan ponsel flagship lain yang hanya memiliki refresh rate
mentok di angka 60 Hz seperti Samsung Galaxy S10.
Refresh rate mengacu pada kecepatan (rate)
saat gambar pada layar smartphone di-refresh. Gampangnya, semakin cepat refresh
rate, semakin banyak gambar (frame) yang dapat dikedipkan per detiknya,
sehingga semakin halus tampilan yang ditampilkan. Frekuensi perubahan gambar
ini diukur dalam satuan hertz (Hz).
Pertanyaannya, benarkah OnePlus 7 Pro adalah
ponsel dengan layar terbaik saat ini?
Sebelum masuk ke bahasan utama, saya perlu
menyampaikan hal-hal yang basic dulu. Mengingat ini adalah merek ponsel yang
tidak masuk secara resmi ke Indonesia, sehingga tidak banyak orang yang
mengenal merek OnePlus.
Pertama, OnePlus adalah perusahaan ponsel yang
berbasis di Tiongkok. Kedua, ini adalah merek yang menghasilkan ponsel-ponsel
flagship ‘alternatif’ dengah harga lebih murah, tapi kualitasnya sebanding
dengan harga. Sudah gitu aja sih yang basic.
Mengikuti tren layar tanpa bezel, One Plus 7
Pro hadir dengan model kamera depan pop up ala ponsel Vivo. Dan hal yang
menarik dari kamera pop up ini, ia memiliki sensor yang membuat kamera otomatis
menutup jika ponsel ini terjatuh. Tidak hanya itu, untuk urusan build quality,
ada sebuah video yang menunjukkan kamera pop up ini mampu membuka tutup sebuah
botol. Boleh juga.
Dari segi kualitas, kamera selfie ponsel ini
memiliki resolusi 16 MP dan bukaan lensa f/2.0. Meskipun bukan yang terbaik,
tetapi kualitasnya sudah cukup mumpuni untuk level flagship.
Memang sih, sektor kamera ini adalah salah
satu kelemahan yang dimiliki OnePlus 7 Pro. Kelemahan itu terbukti dengan
kualitas kamera belakang yang benar-benar biasa saja. Walau memiliki
konfigurasi 3 kamera seperti flagship lain, tapi ya tetap saja kualitasnya
standar-standar aja.
Bermodal kamera utama 48 MP, bukaan lensa f/1.6, kamera ultrawide
16 MP, f/2.2, dan kamera telefoto 3x zoom 8 MP, f/2.4, OnePus 7 Pro gagal
memberikan gambar yang benar-benar memukau. Mungkin masih cukup bagus jika
digunakan untuk memotret pada situasi pencahayaan yang bagus, tapi kemampuan
ultrawide dan lowlightnya sih jujur saja hanya setara ponsel midrange.
Anggapan ini muncul karena keberadaan Huawei
P30 Pro yang menaikkan standar kamera ponsel saat ini. DxoMark memberikan
OnePlus7 Pro pada posisi keempat dalam ranking kamera ponsel terbaik saat ini.
Hanya saja, dua hal yang saya bahas di atas
benar-benar agak mengganggu kebutuhan saat mengambil gambar dari sebuah ponsel
flagship. Tapi tenang saja, kalian bisa memasang aplikasi GoogleCam untuk
memperbaiki dynamic range dan image processing yang tidak bagus-bagus amat
dengan software bawaan kameranya.
Mari kita masuk ke dua hal utama yang membuat
ponsel ini saya pertimbangkan untuk jadi daily driver, yakni performa dan
layarnya. Dengan jeroan dari Qualcomm: Snapdragon 855, berfabrikasi 7 nm, dan
GPU Adreno 640, tentu saja ponsel ini memiliki dapur pacu yang luar biasa. RAM
dan penyimpanan internalnya terdiri dari varian 6/128GB, 8/256GB, dan yang
tertinggi 12/256GB.
Jadi, persoalan performa dari ponsel ini tidak
perlu kita ragukan lagi. Sekadar menambahkan, Antutu Benchmark memberikan
OnePlus 7 Pro dengan skor 360 ribuan. Sudah ada di barisan kelas atas ponsel
dengan performa terbaik.
Hal positif lainnya adalah dapur pacu impresif
mereka didukung antarmuka yang juga efisien, yakni lewat Oxygen OS. Sistem
antarmuka milik OnePlus ini memang luar biasa efisien dan terbukti membuat
kinerja ponsel menjadi sangat ngebut. Jika mau dibandingkan, mungkin hanya beda
tipis dari Google Pixel yang tidak menggunakan kustomisasi antarmuka.
Untuk urusan layar, OnePlus 7 Pro bisa
dibilang menjadi yang terbaik. Dengan panel Fluid Amoled beresolusi 3.120 x
1.440 pixel, kebutuhan multimedia Anda bakal terpuaskan dengan layar yang
didukung HDR 10+. Ajib banget kan nonton film 4K di ponsel, tapi kualitas
tayangannya setara televisi-televisi yang dipajang di Electronic Center. Cakep
bener. Nggak cuma itu, layar OnePlus 7 Pro juga memiliki refresh rate 90 Hz
yang membuatnya begitu responsif oleh sentuhan jari kita.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada ponsel
yang benar-benar sempurna. Untuk urusan baterai, kapasitas 4000 mAh yang
dimiliki ponsel ini tidak diimbangi dengan kemampuan ketahanan baterai yang
bagus. Bahkan dengan Samsung Galaxy S10 yang ketahanan baterainya belum bagus-bagus
amat, OnePlus 7 Pro masih kalah. Untungnya, kemampuan pengisian daya cepat
hingga 30 Watt bisa membuat kita sedikit lebih tenang.
Dari sisi fitur, ponsel ini juga tidak banyak
memberikan pilihan. Sertifikasi IP68 untuk ketahanan air dan debu tidak
mendukung perangkat ini. Fitur pemindai wajah (face recognition) tidak begitu
disarankan oleh OnePlus meski ya sebenarnya bisa saja. Untungnya, masih
tersedia NFC dan pemindai sidik jari dalam layar yang memudahkan penggunaan
ponsel ini.
Sebenarnya, ketimbang banyak flagship lain,
OnePlus 7 Pro berada di kisaran harga yang lebih murah. Ketika Samsung Galaxy
S10 atau iPhone XS dijual pada kisaran 1000 USD, maka One Plus 7 Pro hanya
dihargai mulai dari 669 USD. Atau, sekitar Rp 10 jutaan saja. Sialnya, harga
tersebut adalah harga resmi di luar sana. Begitu masuk ke Indonesia lewat jalur
distributor, harganya bisa merangkak hingga ke harga Rp 13 jutaan. Tentu saja,
tanpa garansi resmi sama sekali.
Beberapa hal terakhir itulah yang membuat saya
akhirnya urung membeli OnePlus 7 Pro. Walau ini merupakan ponsel yang amat
bagus, tapi tanpa kamera yang benar-benar baik, ketahanan baterai yang kuat,
fitur yang tidak terlalu melimpah, juga harga yang kelewat tinggi dari jalur
distributor, agaknya saya lebih memilih menunggu dirilisnya Samsung Galaxy Note
10 pada Agustus nanti.
Seandainya benar Galaxy Note 10 bakal keluar
tanpa punch hole (tompel) atau notch (poni) alias benar-benar dengan layar
tanpa bezel, saya pastikan ponsel tersebut bakal saya beli. Berapapun harganya.
Pertama terbit di Mojok
0 komentar:
Posting Komentar