Mimpi soal world class university hanya omong kosong. Ketika
banyak pihak mengupayakan penghijauan, rektorat uin jakarta malah gusur taman
untuk dijadikan tempat parkir. Ketika kampus semakin gersang karena sedikitnya
ruang terbuka hijau, rektorat justru memilih untuk membuat ruang itu mati.
Sebenarnya, persoalan parkir di uin jakarta ini memang
kompleks. Tapi kebijakan macam ini tak bisa menyelesaikan masalah. Taman yang
sempit itu tak bakal menampung jumlah kendaraan bermotor yang tiap tahun makin
bertambah.
Perbaiki tata kelola parkir. Semrawutnya parkir di kampus
bukan cuma soal banyaknya kendaraan, tapi juga tidak becusnya pengelola parkir.
Ruang publik seperti taman sudah semakin langka di kampus.
Kalau taman yang ada ingin dibabat, matilah aktifitas mahasiswa. Tak ada lagi
diskusi, latihan teater, dan tempat baca buku yang nyaman.
Atau memang rektorat sengaja ingin menghabisi ruang publik
agar tak ada lagi melahirkan mahasiswa yang kritis? Agar tak ada lagi yang
protes ke kampus?
Apapun itu, kami tetap menolak alih fungsi taman. Meski kami
harus dibenturkan dengan aparat kampus, dipukul mundur, dan diancam, kami
menolak untuk diam. Kami tetap akan melawan. Sebaik-baiknya,
sehormat-hormatnya.
0 komentar:
Posting Komentar