Selama ini dongeng-dongeng orang tua yang getol disampaikan
pada anak-cucunya selalu menyebut kalau PKI itu jahat, PKI itu pemberontak, PKI
itu membantai kiai, dan sebagainya dan sebagainya.
Belakangan, ketika muncul isu (ini masih isu lho!) kalau
Presiden Jokowi mau minta maaf sama korban pelanggaran HAM berat yang dilakukan
negara, banyak orang kembali komentar. BUAT APA MINTA MAAF SAMA PKI??? Beserta
alasan dan dongeng-dongengnya.
Oke-oke, kalau memang PKI itu jahat karena membantai banyak
kiai, saya mau bertanya. Apa sih yang buat PKI itu bantai kiai? apa karena PKI
itu ateis, nggak punya Tuhan, dan membenci agama?
Plis deh, situ tahu nggak sejarah Partai Komunis Indonesia?
Kalau PKI itu benci agama, apalagi agama islam, tahukah anda kalau para pendiri
partai komunis itu orang-orang islam? Ada yang ketua cabang sarekat islam, ada
yang hapal al quran. Itu bapak pendiri partai loh.
Kalau anda belajar sejarah, friksi yang terjadi antara
santri dan barisan tani, yang jadi underbow PKI, itu lebih dikarenakan
persoalan tanah. Ya, tanah.
Tahun 1960an, PKI terlibat dalam kampanye dan sosialisasi UU
Pokok Agraria. Nah dari sanalah, pecah perselisihan. PKI bersama para petani
mengusung kampanye Tanah Untuk Rakyat, menuntut pembagian lahan bagi kaum tani.
Sedangkan kiai merupakan representasi tuan tanah hari itu. Begitu kira-kira.
Sementara, pemberontakan yang dilakukan PKI hanya pada tahun
1926. Kalau anda tahu, ketika itu pemberontakan memang dilakukan untuk
melepaskan diri dari penjajahan. Dan peristiwa madiun 1948 juga peristiwa 1965
lebih terjadi karena perselisihan dalam angkatan bersenjata.
Kalau anda pernah baca seri buku Tempo tentang Jendral
Sudirman, anda bisa lihat pernyataan Jendral Sudirman kalau peristiwa madiun
terjadi karena konflik internal angkatan darat. Kalau mau lebih jelasnya, ya
baca saja bukunya.
Lalu dalam peristiwa 65, saya tidak mengatakan kalau PKI
tidak memiliki presentasi kesalahan sama sekali. Ya, PKI memiliki andil karena
comitte central memanfaatkan konflik internal di angkatan darat. Ya,
ketidakpuasan perwira menengah terhadap gaya hidup borjuis perwira atas
dimanfaatkan dengan inflitrasi biro chusus.
Tapi, seberapa imbangkah pembunuhan beberapa jendral dan
perwira angkatan darat dengan pembantaian 500rb sampai 2 juta manusia (malah 3
juta menurut Sarwo Edhie)?
Lagipula, apakah keadilan bagi mereka, keluarga korban
peristiwa 65 (bukan cuma yang dibantai, tapi juga kejahatan kemanusiaan lain
seperti dipenjara tanpa pengadilan, diambil tanah dan kekayaannya) bisa dinilai
dari permintaan maaf seorang presiden?
Apa artinya permintaan maaf tanpa sebuah upaya penegakan
hukum, tanpa membawa persoalan kejahatan kemanusiaan ini ke pengadilan. Apa
bisa, para korban menerima maaf begitu saja setelah mereka melalui hidup dengan
buruk selama puluhan tahun?
0 komentar:
Posting Komentar