Ini malam yang agak
sentimentil. Entah kenapa, malam ini perasaan saya begitu tercampur aduk. Menjadi
melankoli. Entah kenapa. Bisa jadi karena saya baru baca lanjutan komik Fairy
Tail tentang pengorbanan Juvia pada Gray. Bisa jadi. Tapi yang pasti saya jadi teringat
ibu. Entah perasaan kangen atau apa, tapi setiap waktu berjalan perasaan ini
semakin bertambah kacau.
Saat ini saya berada di jogja. Berjarak sekitar 550 km dari
rumah. Berjarak cukup jauh dari ibu. Tapi bukan itu alasannya, bukan itu
perkaranya. Saya baru seminggu tidak bertemu ibu. Belum terlalu lama, bahkan
bisa dihitung baru saja. Saya pernah tiga bulan tidak bertemu ibu. Pernah
sekian lama tidak pulang, meski rumah berjarak tidak seberapa jauh dari tempat
saya berada.
Kepala saya kembali berpikir. Bukan jarak perkaranya, bukan
waktu perkaranya. Saya sudah mengalami yang lebuh dari ini, dan tidak biasanya
saya kepikiran ibu.
Dua kali saya menelpon ibu, tapi tidak diangkat. Saya tidak
cemas, tidak khawatir. Mungkin ibu sudah tidur, palingan ya begitu. Toh kalau
ada sesuatu adik atau siapapun pasti akan mengabari. Pun saya tetap tenang,
tapi tetap kepikiran ibu.
Saya jadi teringat kejadian beberapa waktu lalu, ketika ibu
marah-marah pada adik karena pulang larut. Waktu itu adik tidak bisa dihubungi,
dan ibu terlihat begitu panik dan cemas. Adik dimarahi ketika pulang. Dan jelas ibu
marah besar. Yang saya ingat, ibu menitikkan air mata. Tapi saya ya tetap biasa
saja. Dasar anak lelaki jahanam.
Bagi saya saat itu, pulang jam 10 atau jam 11 malam bukan
hal yang berlebihan. Toh ketika sekolah saya pernah mengalami yang jauh lebih
daripada itu. Pulang hingga dini hari atau malah tidak pulang sama sekali. Malah
pernah saya tidak pulang lebih seminggu. Jadi saya anggap hal ini biasa saja.
Baru malam ini saya sadar, bagaimana perasaan ibu ketika
itu. Rasa cemas terhadap seseorang yang disayang, dan ketakutan apabila Ia
mengalami sesuatu yang tidak baik. Saya paham malam ini. Sangat jelas rasa
cemas, ya meski tidak terlalu berlebih, ketika seseorang sama sekali tidak bisa
dihubungi. Ketika rasa cemas tidak kunjung berbuah kepastian, maka rasa cemas
akan semakin besar dan menggerogoti pikiran.
Ya, malam ini saya paham. Bagaimana rasa sayang ibu kepada
kami. Bagaimana rasa sayang membuat kita mudah cemas dan khawatir. Dan bagaimana
rasa sayang ini sesungguhnya. Terima kasih, ibu.
0 komentar:
Posting Komentar