Aditia Purnomo

Cemas

Leave a Comment

⁠⁠⁠Ini malam yang agak sentimentil. Entah kenapa, malam ini perasaan saya begitu tercampur aduk. Menjadi melankoli. Entah kenapa. Bisa jadi karena saya baru baca lanjutan komik Fairy Tail tentang pengorbanan Juvia pada Gray. Bisa jadi. Tapi yang pasti saya jadi teringat ibu. Entah perasaan kangen atau apa, tapi setiap waktu berjalan perasaan ini semakin bertambah kacau.

Saat ini saya berada di jogja. Berjarak sekitar 550 km dari rumah. Berjarak cukup jauh dari ibu. Tapi bukan itu alasannya, bukan itu perkaranya. Saya baru seminggu tidak bertemu ibu. Belum terlalu lama, bahkan bisa dihitung baru saja. Saya pernah tiga bulan tidak bertemu ibu. Pernah sekian lama tidak pulang, meski rumah berjarak tidak seberapa jauh dari tempat saya berada.

Kepala saya kembali berpikir. Bukan jarak perkaranya, bukan waktu perkaranya. Saya sudah mengalami yang lebuh dari ini, dan tidak biasanya saya kepikiran ibu.

Dua kali saya menelpon ibu, tapi tidak diangkat. Saya tidak cemas, tidak khawatir. Mungkin ibu sudah tidur, palingan ya begitu. Toh kalau ada sesuatu adik atau siapapun pasti akan mengabari. Pun saya tetap tenang, tapi tetap kepikiran ibu.

Saya jadi teringat kejadian beberapa waktu lalu, ketika ibu marah-marah pada adik karena pulang larut. Waktu itu adik tidak bisa dihubungi, dan ibu terlihat begitu panik dan cemas.  Adik dimarahi ketika pulang. Dan jelas ibu marah besar. Yang saya ingat, ibu menitikkan air mata. Tapi saya ya tetap biasa saja. Dasar anak lelaki jahanam.

Bagi saya saat itu, pulang jam 10 atau jam 11 malam bukan hal yang berlebihan. Toh ketika sekolah saya pernah mengalami yang jauh lebih daripada itu. Pulang hingga dini hari atau malah tidak pulang sama sekali. Malah pernah saya tidak pulang lebih seminggu. Jadi saya anggap hal ini biasa saja.

Baru malam ini saya sadar, bagaimana perasaan ibu ketika itu. Rasa cemas terhadap seseorang yang disayang, dan ketakutan apabila Ia mengalami sesuatu yang tidak baik. Saya paham malam ini. Sangat jelas rasa cemas, ya meski tidak terlalu berlebih, ketika seseorang sama sekali tidak bisa dihubungi. Ketika rasa cemas tidak kunjung berbuah kepastian, maka rasa cemas akan semakin besar dan menggerogoti pikiran.


Ya, malam ini saya paham. Bagaimana rasa sayang ibu kepada kami. Bagaimana rasa sayang membuat kita mudah cemas dan khawatir. Dan bagaimana rasa sayang ini sesungguhnya. Terima kasih, ibu.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar