Ketika masih aktif di kampus, saya kerap terlibat dalam perdebatan
mengenai kerja organisasi. Dari rapat ke rapat, dari agenda ke agenda, perdebatan
hampir pasti terjadi. Yang satu mau agenda berjalan sebagaimana inginnya, sementara
yang lain ingin sebagaimana mau mereka. Masing-masing punya pendapat, dan
itulah yang membuat organisasi sehat.
Yang jadi persoalan adalah, ketika perdebatan hanya berkisar
pada hal-hal yang tidak substantif. Tidak penting. Kadang, dalam perencanaan
sebuah agenda ada saja teman-teman yang ingin kegiatan berjalan ala kadarnya. Semampunya
saja. Tidak perlu ribet. Tidak perlu ambil resiko.
Ketika seseorang menyampaikan gagasan serta konsep yang
menurutnya ideal untuk sebuah agenda, ada saja yang membantah konsep tersebut
dengan alasan ribet dan sebagainya. Bukannya membantah konsep dengan konsep,
yang ada cuma perdebatan mengenai penolakan konsep yang dianggap ribet oleh
sebagian orang.
Masalah bertambah karena yang menolak gagasan itu adalah kebanyakan
anggota. Dan bertambah pelik karena yang kebanyakan itu tidak setuju dengan
konsep yang memberatkan. Sudah dibuat mudah saja. Realistis saja. Tidak perlu
repot.
Kalau sudah begini, biasanya rapat pengambilan keputusan
berujung buntu. Deadlock. Alhasil
keputusan bakal diambil dengan voting,
tanpa mengusahakan mufakat dari semua anggota. Tentunya yang bakal menang adalah
kelompok mayoritas yang tidak mau repot itu. Sementara yang susah payah membuat
konsep sebaik mungkin malah tersisihkan.
Hal-hal macam begini terjadi karena ketidaksiapan banyak
orang yang berorganisasi untuk bekerja sepenuh hati. Kebanyakan mereka
tujuannya saat ikut organisasi adalah cari teman dan cari ilmu. Tapi ketika
dihadapkan pada kondisi organisasi yang tidak sesuai dengan bayangan mereka,
kebanyakan mereka merasa terbebani dan membuat organisasi jadi tidak berkembang.
Padahal ya buat apa, aktif di organisasi untuk belajar hal
yang itu-itu saja. Bagaimana nantinya hidup kita ketika sedari awal kita melulu
kompromis terhadap keadaan. Realistis lah.
Jadi begini, kalau masih ada orang yang merasa terbebani
karena aktif di organisasi ya sebaiknya keluar saja. Karena organisasi bukan
sekadar tempat bermain apalagi tempat mencari pacar. Organisasi adalah tempat
belajar dan berkreasi dengan segala waktu yang masih disediakan oleh muda.
Belajarlah memikirkan kondisi yang ideal bagi organisasi. Mumpung
masih belajar, masih boleh salah ketika mengambil langkah. Tapi ya kalau sudah
tidak mencoba hal-hal yang menurutmu ideal sejak dini, mati saja kalian ke
laut.
Kalau masih merasa kegiatan-kegiatan yang dilakukan
organisasi terlalu membenani apalagi mengganggu hidup ya untuk apa masih
bertahan di organisasi. Toh organisasi nggak pernah memaksakan keberadaan anda
di dalamnya.
Jika nggak mau pusing dan kerja keras di organisasi ya
keluar. Kalau cuma jadikan organisasi tempat nongkrong dan meluangkan
kekosongan jadwal ya jangan masuk organisasi. Organisasi nggak sebercanda itu.
0 komentar:
Posting Komentar