Aditia Purnomo

Organisasi Nggak Sebercanda Itu

Leave a Comment

Ketika masih aktif di kampus, saya kerap terlibat dalam perdebatan mengenai kerja organisasi. Dari rapat ke rapat, dari agenda ke agenda, perdebatan hampir pasti terjadi. Yang satu mau agenda berjalan sebagaimana inginnya, sementara yang lain ingin sebagaimana mau mereka. Masing-masing punya pendapat, dan itulah yang membuat organisasi sehat.

Yang jadi persoalan adalah, ketika perdebatan hanya berkisar pada hal-hal yang tidak substantif. Tidak penting. Kadang, dalam perencanaan sebuah agenda ada saja teman-teman yang ingin kegiatan berjalan ala kadarnya. Semampunya saja. Tidak perlu ribet. Tidak perlu ambil resiko.

Ketika seseorang menyampaikan gagasan serta konsep yang menurutnya ideal untuk sebuah agenda, ada saja yang membantah konsep tersebut dengan alasan ribet dan sebagainya. Bukannya membantah konsep dengan konsep, yang ada cuma perdebatan mengenai penolakan konsep yang dianggap ribet oleh sebagian orang.

Masalah bertambah karena yang menolak gagasan itu adalah kebanyakan anggota. Dan bertambah pelik karena yang kebanyakan itu tidak setuju dengan konsep yang memberatkan. Sudah dibuat mudah saja. Realistis saja. Tidak perlu repot.

Kalau sudah begini, biasanya rapat pengambilan keputusan berujung buntu. Deadlock. Alhasil keputusan bakal diambil dengan voting, tanpa mengusahakan mufakat dari semua anggota. Tentunya yang bakal menang adalah kelompok mayoritas yang tidak mau repot itu. Sementara yang susah payah membuat konsep sebaik mungkin malah tersisihkan.

Hal-hal macam begini terjadi karena ketidaksiapan banyak orang yang berorganisasi untuk bekerja sepenuh hati. Kebanyakan mereka tujuannya saat ikut organisasi adalah cari teman dan cari ilmu. Tapi ketika dihadapkan pada kondisi organisasi yang tidak sesuai dengan bayangan mereka, kebanyakan mereka merasa terbebani dan membuat organisasi jadi tidak berkembang.

Padahal ya buat apa, aktif di organisasi untuk belajar hal yang itu-itu saja. Bagaimana nantinya hidup kita ketika sedari awal kita melulu kompromis terhadap keadaan. Realistis lah.

Jadi begini, kalau masih ada orang yang merasa terbebani karena aktif di organisasi ya sebaiknya keluar saja. Karena organisasi bukan sekadar tempat bermain apalagi tempat mencari pacar. Organisasi adalah tempat belajar dan berkreasi dengan segala waktu yang masih disediakan oleh muda.

Belajarlah memikirkan kondisi yang ideal bagi organisasi. Mumpung masih belajar, masih boleh salah ketika mengambil langkah. Tapi ya kalau sudah tidak mencoba hal-hal yang menurutmu ideal sejak dini, mati saja kalian ke laut.

Kalau masih merasa kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi terlalu membenani apalagi mengganggu hidup ya untuk apa masih bertahan di organisasi. Toh organisasi nggak pernah memaksakan keberadaan anda di dalamnya.


Jika nggak mau pusing dan kerja keras di organisasi ya keluar. Kalau cuma jadikan organisasi tempat nongkrong dan meluangkan kekosongan jadwal ya jangan masuk organisasi. Organisasi nggak sebercanda itu.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar