Hari buruh tahun ini adalah salah satu
perayaan terbaik dan terburuk yang pernah saya rasakan. Mayday tahun ini
menjadi baik karena gairah teman-teman pekerja kreatif yang memutuskan
membentuk serikat guna memperjuangkan hak mereka. Buruknya, aksi damai dan
kreatif yang dilakukan teman-teman serikat menjadi hancur karena kelakuan
sekelompok oknum.
Dalam sebuah grup Wasap yang saya ikuti,
isu-isu yang diangkat dalam Mayday ini amat beragam. Tuntutan buruh bukan lagi
hanya persoalan upah, jaminan sosial, dan kepentingan kelompok buruh semata. Namun
isu dan tuntutan yang mereka ajukan telah menyasar persoalan lingkungan dan hak
masyarakat secara umum.
Hal ini menunjukkan kelompok buruh semakin
memiliki kesadaran kelas dan solidaritas perjuangan pada sektor yang lain. Ini adalah
satu kemajuan yang patut membuat kita gembira. Selama ini buruh dianggap hanya
memperjuangan persoalan buruh belaka. Namun dengan terbukanya kesadaran tadi,
solidaritas antar sektor perjuangan akan membuat gerakan perjuangan rakyat
semakin kuat.
Sayang, kebiasaan media dan kelakuan bodoh
satu kelompok buruh membuat segalanya menjadi tak berarti. Aksi yang berjalan
damai dan lancar, diakhiri dengan kebodohan mereka yang membakar karangan bunga
untuk Ahok. Akibatnya, pandangan masyarakat terhadap aksi buruh menjadi buruk. Semua
gerakan buruh jadi dianggap partisan politik pada keriuhan pilkada Jakarta.
Pembakaran bunga itu memang dilakukan kelompok
yang jadi partisan kubu Anies Baswedan saat pilkada. Oleh kelompok yang
mendukung Anies Baswedan menjadi gubernur jakarta. Tapi tak semua buruh
melakukan itu, tak semua buruh menjadi partisan dalam politik praktis semacam
itu.
Kebanyakan kelompok buruh, tak suka terlibat
dalam urusan itu. Bagi mereka, apapun hasil pilkada, siapapun yang jadi
gubernur, tak bakal serta merta membuat kebijakan terkait buruh menjadi baik. Tak
bakal membuat hidup buruh menjadi sejahtera.
Karenanya, mereka lebih suka fokus pada
perjuangan mereka. Persoalan upah, jaminan sosial serta kesehatan, outsorching,
dan kontrak kerja menjadi hal yang lebih penting untuk mereka urusi. Bagi mereka,
siapapun kepala daerahnya, selama tak berpihak pada nasib buruh perlu dilawan. Kebijakannya
perlu dikawal.
Namun hal itu menjadi percuma karena satu-dua
kelompok partisan yang berlaku bodoh. Membakar karangan bunga untuk Ahok
membuat citra buruh menjadi buruk, membuat semua kelompok buruh dianggap
sebagai partisan politik. Hanya itu yang dilihat masyarakat setelah Mayday
selesai. Tak ada lagi.
Tak ada yang tahu apa saja tuntutan yang
dikemukakan buruh ketika Mayday kemarin. Tak ada yang tahu isu apa saja yang
mereka perjuangkan. Dan masyarakat cenderung tak mau tahu kalau aksi ketika
Mayday lalu banyak mengangkat persoalan yang menyangkut kepentingan mereka.
Kini biarlah perbincangan soal pembakaran
bunga menjadi hangat. Biarlah para buruh dihujat. Dan biarlah karangan bunga
terus berdatangan ke balai kota. Karena apapun kalian yang terjadi, kenaikan
harga listrik tetap terjadi, inflasi terus tinggi, dan rakyat hanya tinggal
terima nasib. Terima kasih pada kalian yang tak peduli pada hidup banyak orang.
0 komentar:
Posting Komentar