Aditia Purnomo

Panjang Umur Perjuangan

Leave a Comment


Kemarin malam, menjelang dini hari, seorang kawan mengirim pesan bbm terkait isu pelarangan acara Belok Kiri. Fest. Ia menanyakan, apa teman-teman penyelenggara akan terus melanjutkan acara, atau membatalkan sama sekali. Saya jawab saja kita tunggu besok, tapi perjuangan harus tetap berlanjut.

Kawan ini, seorang aktivis mahasiswa dari Serang, menyatakan wajar kalau acara seperti Belok Kiri. Fest dihajar oleh faksi dan organisasi anti-antian. "Kalau nggak mau dibubarin mah bikin seminar nasional bela negara aja, sob," ujarnya sambil bercanda. Saya hanya bisa tertawa membaca pesan tersebut.

Setelahnya, kabar muncul dari akun twitter resmi Belok Kiri. Fest yang menyatakan akan segera memberi kabar lebih lanjut terkait kesimpangsiuran informasi yang beredar soal surat larangan dari UPT TIM terhadap acara ini.

Lelah menunggu, nyatanya saya tertidur, bukan ketiduran, dan terbangun menjelang adzan subuh berkumandang. Sial. Langsung mengecek beberapa pesan di grup watsap juga japrian. Buka twitter, lalu memaki bangsat.

Acara di TIM dibatalkan, dengan alasan izin polisi tidak keluar. Lalu diumumkan kalau akan ada konpers pada sore hari di tempat yang sedianya akan dijadikan lokasi acara. Saya diminta datang siang hari untuk membantu persiapan konpers di sana.

Selain itu, beredar kabar kalau poster-poster yang terpajang di ruang pameran diminta paksa untuk dibereskan oleh polisi dan keamanan TIM. Bangsat mereka. Belum puas, polisi juga menunjukan surat pemberitahuan aksi dari beberapa ormas untuk mendemo acara ini.

Akhirnya, pagi-pagi sekali saya menyambangi kediaman kawan Jong di Ciputat untuk menculiknya, eh mengajaknya ke TIM buat persiapan konpers. Sampai ciputat, saya kontak beberapa orang terkait persiapan acara dan beberapa pekerjaan lain yang harus diselesaikan hari itu juga.

Menjelang siang, sepeda motor saya pacu agak kencang demi mengejar waktu. Pukul satu siang, saya harus berada di galeri cipta 2 taman ismail marzuki untuk melihat kondisi kontra revolusioner dari naqanaq cinta-cintaan dan bela-belaan tanah air.

Sambil ngudud, saya melihat kapolsek bolak-balik di depan galeri cipta 2 dan beberapa kali menyahut panggilan dari HT (bukan hari tanoe).

Saya memutuskan untuk keliling TIM dan melihat kurang lebih 4 kompi aparat kepolisian lengkap dengan beberapa motor pengejar. Wiii, siap ngadepin faksi anti-antian itu.

Pukul setengah dua siang, sekelompok (belasan orang doang) anak haemi datang lengkap dengan bendera yang banyak (yang penting logo haemi tampil) dan spanduk yang menentang acara Belok Kiri. Fest.

Selang berapa menit, aksi menolak Belok Kiri. Fest dimulai, haemi ambil lapak pertama. Dengan menyebut nama Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang (tentu dengan bahasa arab) mereka mengutuk antek-antek komunis yang mau adu domba bangsa ini dengan acara festival belok kiri fest (yaela orasi nyebut nama aje belom becus). Lalu orasi dilanjut dengan membahas para bapak bangsa yang menentang komunisme (sejarahnya nga lulus, Soekarno itu banyak belajar dari komunis), dan pancasila harga matek. Pekoknya, eh pokoknya matek.

Gerombolan-gerombolan lain lalu datang dan pergi, mengisi kekosongan panggung anti komunis itu. Ada naqanaq pake seragam bertulis aswaja, ada yang nyebut kelompoknya aliansi mahasiswa jakarta, dan sebagainya. Orasinya, nga jauh beda. Pokoknya festival belok kiri fest itu kerjaannya komunis.

Sembari moto-moto, ngudud, dan ngemil gorengan, saya kontakan dengan beberapa teman yang sudah hadir di TIM untuk melakukan konpers. Menjelang jam 3, naqanak yang kontra revolusioner itu memaksa masuk areal TIM dan dibiarkan plokis untuk masuk ke galcip 2 buat liat ruangan. Mereka ingin membuktikan bahwa acara nga jadi diadakan di sana.

Kelar liat ruangan, mereka jabat tangan sama plokis yang senyam-senyum mulu di depan kamera dan minta foto bareng sambil gandengan biar keliatan mesra. Dengan senyum lebar, plokis bilang nga ada acara di sini. Satu kemenangan buat mereka.

Apakah manteman Belok Kiri. Fest kalah, tentu saja tidak. Perjuangan belum selesai, sayang kantuk tidak bisa ditahan jadi sisanya dilanjutin pagi saja. Selamat istirahat manteman, selamat tidur. Panjang umur perjuangan.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar