Sepanjang 6 tahun lebih hidup ngekos, baru kali ini saya
merasa berat untuk meninggalkan kamar sewaan. Semenjak kuliah, sudah berulang
kali saya gonta-ganti kamar sewaan. Biasanya pindah karena harga sewa naik,
tidak sanggup bayar, dan tidak merasa nyaman. Entah dengan kamar atau teman
sekamar.
Di tempat yang sedang saya tinggali ini, segala penunjang
kenyamanan hidup dapat ditemui. Induk semang yang baik (sesekali boleh
nunggak), tempat makan yang melimpah, warung yang bisa diutangi, teman sekamar
yang bisa diajak mabuk bareng, serta tetangga yang tidak berisik. Itu belum
ditambah lokasinya yang dekat dengan sekolah saya dulu, jadi banyak teman-teman
yang bisa diajak main.
Mungkin satu-satunya yang kurang menyenangkan adalah tempat
parkir kendaraan yang tidak luas, jadi tidak banyak teman yang bisa mampir
meningap. Apalagi yang bawa mobil. Oh ada satu lagi yang nga menyenangkan,
yakni kalimat horor dari teman sekamar ketika nga megang uang. "Bayar
kosan bulan ini pakai uang lu dulu yaa," ujarnya selo.
Mulai bulan depan, saya harus meninggalkan kamar ini. Bukan
karena saya nga mampu bayar ato temen minta talangin, tapi mulai Maret
perkuliahan bakal dilaksanakan. Untuk mengupayakan semester yang bersahabat
dengan dosen-dosen dan kajur-sekjur, saya harus tinggal lagi di dekat kampus.
Mau nga mau, saya harus meninggalkan teman sejak smp yang tetap menempati kamar
ini.
Berat memang, tapi kuliah harus dilanjutkan. Lagipula kosan
ini terlalu nyaman buat saya, bisa jadi berbahaya kalau terus berada di zona
nyaman. Akhirnya kamar ini kami benahi, dan barang-barang saya mulai dikemas.
Apa saja barang-barang yang dikemas, tentu saja buku-buku dan koleksi mainan
yang wajib dibawa pergi. Sisanya ditinggal, toh masih ada teman yang menempati
kamar ini.
Kawan saya, si aktivis buruh cum ketua bem fakultas di
kampusnya, tentu berbahagia akhirnya saya memilih pergi untuk melanjutkan
kuliah. Bukan apa-apa, kalau tinggal sendiri tentu dia bakal lebih leluasa
ngapa-ngapain sama pacarnya. Kalaupun sedih, paling karena kehilangan teman
yang nalangin uang sewa tiap bulannya.
Agak sedih dengan keadaan ini. Kurang lebih 8 bulan
menjalani aktifitas dari kamar ini, bepergian seratusan kilometer sehari menuju
ibukota pulang pergi, dilanjut ngopi di kedai langganan bareng teman-teman, dan
diakhiri malan lontong sayur sebelum balik ke kosan hampir setiap harinya.
Menjadi keseharian yang menyenangkan bisa tertawa bersama teman-teman di kota
ini.
Mungkin mulai besok saya tidak lagi tinggal di kamar ini.
Tergantung semua buku kelar diangkut menuju rumah yang jarak tempuhnya hanya 15
menit dari kamar ini. Dan mulai besok saya bakal lebih sering ditemui di
kampus, semoga tempat itu masih bersahabat.
0 komentar:
Posting Komentar