Aditia Purnomo

Pindah

Leave a Comment


Sepanjang 6 tahun lebih hidup ngekos, baru kali ini saya merasa berat untuk meninggalkan kamar sewaan. Semenjak kuliah, sudah berulang kali saya gonta-ganti kamar sewaan. Biasanya pindah karena harga sewa naik, tidak sanggup bayar, dan tidak merasa nyaman. Entah dengan kamar atau teman sekamar.

Di tempat yang sedang saya tinggali ini, segala penunjang kenyamanan hidup dapat ditemui. Induk semang yang baik (sesekali boleh nunggak), tempat makan yang melimpah, warung yang bisa diutangi, teman sekamar yang bisa diajak mabuk bareng, serta tetangga yang tidak berisik. Itu belum ditambah lokasinya yang dekat dengan sekolah saya dulu, jadi banyak teman-teman yang bisa diajak main.

Mungkin satu-satunya yang kurang menyenangkan adalah tempat parkir kendaraan yang tidak luas, jadi tidak banyak teman yang bisa mampir meningap. Apalagi yang bawa mobil. Oh ada satu lagi yang nga menyenangkan, yakni kalimat horor dari teman sekamar ketika nga megang uang. "Bayar kosan bulan ini pakai uang lu dulu yaa," ujarnya selo.

Mulai bulan depan, saya harus meninggalkan kamar ini. Bukan karena saya nga mampu bayar ato temen minta talangin, tapi mulai Maret perkuliahan bakal dilaksanakan. Untuk mengupayakan semester yang bersahabat dengan dosen-dosen dan kajur-sekjur, saya harus tinggal lagi di dekat kampus. Mau nga mau, saya harus meninggalkan teman sejak smp yang tetap menempati kamar ini.

Berat memang, tapi kuliah harus dilanjutkan. Lagipula kosan ini terlalu nyaman buat saya, bisa jadi berbahaya kalau terus berada di zona nyaman. Akhirnya kamar ini kami benahi, dan barang-barang saya mulai dikemas. Apa saja barang-barang yang dikemas, tentu saja buku-buku dan koleksi mainan yang wajib dibawa pergi. Sisanya ditinggal, toh masih ada teman yang menempati kamar ini.

Kawan saya, si aktivis buruh cum ketua bem fakultas di kampusnya, tentu berbahagia akhirnya saya memilih pergi untuk melanjutkan kuliah. Bukan apa-apa, kalau tinggal sendiri tentu dia bakal lebih leluasa ngapa-ngapain sama pacarnya. Kalaupun sedih, paling karena kehilangan teman yang nalangin uang sewa tiap bulannya.

Agak sedih dengan keadaan ini. Kurang lebih 8 bulan menjalani aktifitas dari kamar ini, bepergian seratusan kilometer sehari menuju ibukota pulang pergi, dilanjut ngopi di kedai langganan bareng teman-teman, dan diakhiri malan lontong sayur sebelum balik ke kosan hampir setiap harinya. Menjadi keseharian yang menyenangkan bisa tertawa bersama teman-teman di kota ini.

Mungkin mulai besok saya tidak lagi tinggal di kamar ini. Tergantung semua buku kelar diangkut menuju rumah yang jarak tempuhnya hanya 15 menit dari kamar ini. Dan mulai besok saya bakal lebih sering ditemui di kampus, semoga tempat itu masih bersahabat.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar