Aditia Purnomo

Ziarah

Leave a Comment


Pertempuran batin menjadi topik utama yang tersaji dalam novel ini. Dengan mengunakan alur maju-mundur, penulis mampu menampilkan sajian hangat dan menarik dalam novel ini. Dalam beberapa bagian dalam novel ini, penulis berusaha mengajak pembaca untuk berfilsafat dengan persoalan yang dimunculkan oleh tokoh-tokohnya.

Cerita dimulai dengan permunculan seorang bekas pelukis dengan keanehan tingkahnya. Tekanan yang muncul ketika istrinya mati membuat sang bekas pelukis  kehilangan arah. Istri yang dikawininya secara tak sengaja setelah ditibannya dari langit. Kematian sang istri membuatnya dianggap gila oleh penduduk

Cerita berlanjut dengan kehadiran seorang opseter pekuburan tempat istrinya dimakamkan. Sang opseter bermaksud untuk meminta sang bekas pelukis untuk mengapuri tembok pekuburan. Dengan berbagai macam pikiran terselubung, kedua manusia itu, sang opseter dan bekas pelukis menyetujui perjanjian untuk pengapuran.

Dengan menggunakan alur maju mundur, penulis membawa kita kepada ingatan masa lalu sang opseter, dimana ia adalah seorang bekas mahasiswa filsafat yang dan pewaris tunggal sebuah perusahaan besar. Di bagian ini juga penulis menceritakan pilihan sang bekas mahasiswa filsafat memilih untuk menjadi opseter pekuburan.

Dibagian lain penulis mencoba mengajak kita kembali pada masa lalu sang bekas pelukis yang menjadi terkenal dan disegani banyak pecinta seni. Sampai pada kunjungan yang dilakukan penikmat seni mancanegara yang membuat para pamong praja kewalahan.

Dengan kegilaan penulis dalam membuat konflik, baik umum maupun batin, juga dengan segala kekacauan yang dibuat sang bekas pelukis dan sang opseter, novel bergenre komedi ini sangat menarik untuk dibaca.

penulis: Iwan SImatupang
penerbit: pustaka Antara 1979
tebal: 128 muka surat
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar