Aditia Purnomo

Penembakan Paniai, Sakitnya Tuh Disini

Leave a Comment


Berita duka kembali menghampiri dari tanah Papua. Empat siswa SMA di Paniai tewas ditembaki secara brutal oleh aparat militer. Hal ini kembali menjadi preseden buruk bagi pemerintahan Jokowi. Pasalnya, selama masa pilpres, masyarakat Papua menyandarkan harapannya akan perubahan di Papua kepada Jokowi. Tak pelak, Jokowi menang telak disana, suara Papua mengantarnya ke Istana.

Tapi belum lama menjabat, peristiwa berdarah ini terjadi. Tak beda dengan kasus-kasus sebelumnya, aparat masih melihat rakyat Papua sebagai kaum Inlander, seperti bangsa jajahan. Dengan senang hati aparatur negara, baik yang sipil maupun militer, juga priyai setempat, menghisap kekayaan papua untuk kepentingan segolongan kecil saja.

Tingkah aparat, yang menganggap rakyat Papua sebagai bangsa jajahan ini tentu menjadi PR bagi Jokowi. Bagaimana tidak, lebih dari 50 tahun Papua bergabung dengan Republik, tapi cuma sedikit pembangunan yang dirasakan rakyat Papua. Oke, oke. Otonomi Khusus di Papua memang berhasil melakukan pembangunan, tapi Cuma di kota-kota saja.

Berpuluh tahun, Organisasi Papua Merdeka menjadi dalih aparat ketika peristiwa berdarah terjadi. Kami mencoba melindungi kesatuan Republik, karena NKRI harga mati, begitu dalih pejabat selama ini. Dan sekali lagi, pejabat negara mengkambinghitamkan keempat anak SMA yang belum tentu pernah pacaran itu sebagai antek OPM.

Tentu rakyat Papua, yang kebanyakan memilih Jokowi meradang. Dukungan penuh diberikan kepadanya, tapi Jokowi diam saja menanggapi kasus ini. Jangankan melakukan tindak hukum kepada aparat yang keblinger, berbicara di hadapan publik soal kasus ini saja tidak. Malah, Jokowi dan mahasiswa bercanda ria dalam kuliah umum di kampus UGM. Tepuk tangan diberikan pada Jokowi, rakyat Papua dibiarkan tetap menangis.

Hei, Pak, coba lihat bagaimana mama mereka meraung, menangisi jasad anak-anak mereka yang ditembaki aparatmu. Bisakah sedikit saja, kau tunjukan simpatimu pada mereka. padahal, begitu dilantik, kau membawa sedikit harapan bagi para pendukungmu tatkala kau mendatangi korban gunung sinabung. Saat masih menjabat di Solo pun, kau mendatangi lokasi penembakan polisi begitu peristiwa terjadi. Lantas, bagaimana dengan Papua?

Meski begitu, Presiden Jokowi beserta pembantunya masih merencanakan sebuah agenda, merayakan natal bersama masyarakat Papua. Entah natal seperti apa yang direncanakan, tapi pasukan militer dalam jumlah besar kabarnya siap mengamankan Presiden disana. PASUKAN DALAM JUMLAH BESAR!

Entah betapa sakitnya hati rakyat Papua ketika menyambut presiden. Kedatangan sang ketujuh, yang katanya membawa harapan, kini tak lagi berarti. Rasa sakit atas kehilangan putra bangsa Papua, yang masih saja dianggap seperti hewan oleh aparat jauh melebihi harapan akan kedatanganmu, Pak. Ibarat pepatah, Air Susu dibalas Air Tuba. Dukungan suara dibalas dengan pembantaian. Sakitnya tuh disini, Pak.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar