Untuk pertama kalinya dalam hidup, akhirnya saya dan Fahri Salam
Hamzah punya pemikiran yang sama. Sungguh, ide yang dilontarkan Fahri soal
pembubaran DPR adalah ide paling brilian yang pernah saya dengar dari semua
anggota dewan yang pernah ada. Bahkan melebihi teori “apapun kesalahannya,
pasti PKI penyebabnya” milik Deding Ishak.
Sedari dulu saya selalu berpikir kalau keberadaan DPR itu
tidak penting. Pada masa Orde Baru, DPR hanya jadi kepanjangtanganan
pemerintah. Boro-boro bisa melaksanakan hak interpelasi, wong undang-undang
yang dibikin aja titipan pemerintah. Pas reformasi, kerjaan DPR ya kalau bukan
jalan-jalan ke luar negeri, ya cuma buat jadi bahan tertawaan masyarakat.
Dulu sih pernah, Presiden Soekarno membubarkan parlemen
karena kerjanya DPR cuma ribut antara satu fraksi dengan yang lain. Waktu itu
parlemen yang diminta untuk menentukan dasar negara, gagal menyelesaikan
tugasnya karena terlalu sibuk memperjuangkan kepentingan golongan sampai
akhirnya dibubarkan.
Terus, pernah juga Presiden Abdurrahman Wahid mencoba untuk
membubarkan parleman, karena ya parlemen kerjanya cuma ribut satu sama lain. Sampai-sampai
Gus Dur bilang kalau anggota parlemen itu kayak anak TK. Meski akhirnya ya Gus
Dur diturunkan juga ama parlemen karena itu. Ya pokoknya cuma orang keren yang
berani bubarkan DPR.
Lah, siapa yang mau bilang Bung Karno dan Gus Dur itu bukan
orang keren. Yang satu bapak bangsa, pernah jadi ancaman besar bagi kaum
imprealis, dan banyak wanita yang suka. Terus yang satunya seorang pejuang
demokrasi, berani minta maaf sama korban peristiwa 1965, Kiai pula. Kurang
keren apa mereka?
Dan kini, ketika ada orang yang mau membubarkan parlemen,
dengan segala alasannya yang luar biasa keren itu, sudah sepantasnya kita
sebagai masyarakat yang progresif, militan, dan kesepian ini mendukungnya. Tapi
jangan cuma dukung lewat petisi Change.org, nanti kita dikira Jonru yang cuma
bisa update status doang tapi nggak ikut aksi.
Wong hari ini kelakuan anggota dewan sudah sampai pada titik
yang sangat memalukan lagi memuakkan. Lah coba bayangkan, jadi anggota dewan
tapi kalian nggak tahu apa hak dan kewajiban DPR, ngapain jadi anggota dewan?
Tapi ya wajar sih, toh ketuanya cuma bisa mangguk-mangguk doang pas ditanya ama
bule kaya.
Oke-oke, anggota dewan itu adalah orang sibuk. Banyak
pekerjaan. Dan hobi jalan-jalan. Jadi wajar kalau mereka nggak perlu mengetahui
hal-hal sepele macam gitu, itu mah urusan stah ahli aja. Urusan anggota dewan
itu ya minta kenaikan tunjangan, jalan-jalan sama keluarga dibiayai negara, dan
tentunya minta gedung baru biar nyaman kalau datang ke kantor.
Saya yakin, niat mulia anggota dewan untuk meminta gedung
baru ini didasari oleh faktor banyaknya anggota yang tidak hadir saat sidang
parlemen. Jadi, biar nggak ada lagi anggota yang bolos kerja, mending gedungnya
dibuat nyaman, biar mereka asik kalau main CoC atau fesbukan di kantor. Kan
kalau para anggota hadir, DPR bakal lebih produktif membuat undang-undang.
Nggak kaya sekarang, belum ada satupun undang-undang yang disahkan parlemen.
Jadi kalau pemerintah masih nggak setuju dengan pembangunan
gedung baru, alangkah baiknya usulan Fahri Hamzah untuk membubarkan DPR kita
dukung sepenuh hati. Tentu dengan menimbang semua alasan yang ada, sudah
sepantasnya kalau DPR dibubarkan karena mereka nggak bakal produktif kalau
kerja di gedung yang lama. Lagipula, ini adalah salah satu jalan, sebuah
langkah besar, agar sistem Khilafah bisa kita tegakkan. Allahuakbar.
0 komentar:
Posting Komentar