Ketidaksukaan masyarakat terhadap rokok agaknya benar-benar
dimanfaatkan oleh pemerintah. Selain dihisap cukainya, rokok juga kerap
dijadikan kambing hitam atas beberapa persoalan, salah satunya kemiskinan.
Belum lama ini, Badan Pusat Statistik merilis data temuan mereka yang
menyebutkan kalau rokok berperan besar sebagai penyebab kemiskinan masyarakat.
Dalam data BPS, disebutkan kalau rokok (juga bahan konsumsi
lainnya, tapi karena yang tidak disukai maka yang ditekankan hanya rokok)
menjadi faktor penyebab karena tingginya angka pembelian rokok oleh masyarakat.
Data ini kemudian dipercaya sebagai kebenaran mutlak, tanpa melihat berbagai
faktor lainnya. Pokoknya, rokok selalu salah.
Padahal kalau kita mau melihat persoalan kemiskinan yang
terjadi di negara ini, ada begitu banyak faktor yang saling berkaitan. Hal-hal
utama seperti upah kerja yang rendah, banyaknya pengangguran, serta
ketidakmampuan pemerintah menjaga laju inflasi justru tidak dibahas dalam data
BPS.
Kalaupun rokok dianggap sebagai salah satu faktor karena
tingginya konsumen rokok, tidak serta merta bisa dijadikan sebagai faktor
utama. Apalagi, kenaikan harga rokok akan tetap berpengaruh pada prilaku
konsumsi masyarakat terhadap rokok.
Jika harga rokok naik, kemungkinan angka konsumen tidak
turun disebabkan oleh pengurangan jatah belanja rokok oleh masyarakat. Jika
sebelumnya, dalam sehari orang yang merokok bisa membeli sebungkus rokok,
karena kenaikan harga kemudian hanya bisa beli setengah bungkus. Bisa jadi
malah Ia tidak membeli karena lebih memilih untuk meminta rokok milik temannya.
Memang kenaikan presentase uang yang digunakan untuk membeli
rokok meningkat, sehingga terkesan seolah olah harga rokok tinggi jadi penyebab
kemiskinan. Tingginya persentase kemiskinan masyarakat terjadi lebih karena
adanya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang tidak bisa dikendalikan oleh
pemerintah. Sehingga mereka yang berada di kelompok rentan miskin bisa dengan
mudah masuk ke kategori miskin.
Tapi ya hal seperti ini tidak akan banyak diketahui orang.
Lha wong data BPS terkait penyebab kemiskinan ini dijadikan kebenaran mutlak, khususnya
oleh mereka yang begitu membenci rokok. Meski rokok sebenarnya juga memberi
hidup pada banyak orang, tapi apa daya kebencian sudah begitu mengakar sampai
tidak bisa melihat hal lain.
Memang, agar bisa membenci kita tidak perlu alasan. Sebab
membenci lebih hemat energi karena tidak perlu menggunakan otak untuk belajar
mengenali dan memahami.
Pertama kali dimuat di Komunitas Kretek
0 komentar:
Posting Komentar