Bagi mereka yang tidak memahami perkara ekonomi politik dan
kebudayaan, tembakau pasti hanya dipandang sebagai biang penyakit dan penyebab
kematian. Wajar, karena tidak tahu. Seandainya mereka mau memahami bagaimana
konteks yang sebenarnya ada dalam pertarungan wacana soal tembakau, niscaya
mereka tidak akan memandang tembakau dengan sebelah mata.
Dalam perkara ekonomi, tembakau adalah salah satu bidang
indsutri yang memberi penghidupan bagi belasan juta orang yang bergantung
secara langsung maupun tidak langsung pada industri ini. Mulai dari petani,
buruh, pedagang, pekerja iklan, dan masih banyak lainnya. Bukan cuma untuk
masyarakat, pada negara pun tembakau memberikan sumbangan dana yang tidak
sedikit dari cukai dan pajak industri.
Malah, bagi beberapa daerah seperti Sumatera Utara, tembakau
memberikan sumbangan devisa yang tidak sedikit pada daerah tersebut. Sumatera
Utara memang menjadi salah satu daerah penghasil tembakau. Tembakau Deli malah
menjadi salah satu tembakau terbaik dunia yang digunakan untuk pembuatan
cerutu.
Tembakau Deli sendiri lebih banyak digunakan untuk produksi
tembakau di luar negeri, salah satunya di Jerman. Karenanya, kebanyakan
tembakau ini diekspor ke luar karena kebutuhan pasar luar negeri akan tembakau
ini cukup besar. Dan dari hasil ekspor inilah, tembakau memberikan sumbangan
devisa yang tidak sedikit kepada Sumatera Utara.
Pada tahun 2014, devisa yang diberikan tembakau kepada
Sumatera Utara sebesar USD 333,771 juta. Angka yang cukup besar dari tanaman
yang dianggap sebagai musuh dan mematikan ini. Sementara pada tahun 2015,
sekalipun angkanya turun karena krisis ekonomi global namun tetap bisa
menyumbangkan USD286,771 juta.
Pada perkembangannya, tembakau Deli menjadi salah satu aset
besar bagi devisa Sumatera Utara karena tembakau ini memang menjadi bahan yang
diekspor. Sejak masa Hindia Belanda, tembakau Deli sudah dikenal dan diekspor.
Dulu paling banyak dikirim ke Jerman, kalau sekarang banyak ke Kamboja. Karena
dulu tembakau Deli kebanyakan akan dilelang di Bremen untuk kemudian dikirim ke
negara lain, kalau sekarang sudah tidak terpusat dan langsung dieskpor ke
banyak negara.
Sekalipun memberi dampak ekonomi yang tidak sedikit baik
bagi masyarakat, daerah, atau negara sekalipun, pemerintah masih saja kerap
memandang tembakau dengan sebelah mata. Kebijakan pemerintah terkait tembakau
masih berkisar soal pengendalian dan pengerukan dana dari kenaikan cukai dan
pajak lainnya.
Jarang sekali pemerintah memberi perhatian pada perkembangan
industri tembakau seperti pengembangan teknologi pertanian ataupun industri.
Padahal tembakau sudah memberi banyak pada negara, tapi ya tetap saja
pemerintah main dua kaki pada perkara ini. Memberangus dengan dalih
pengendalian, tapi tetap menaikan cukai agar pemasukan negara bertambah.
Meski beberapa daerah penghasil tembakau sudah mengakui
potensi tembakau dalam berbagai bidang, tetap saja pemerntah pusat bergeming
dan memalingkan pandangan untuk mengembangkan industri ini. Sekalipun
pemerintah daerah telah memberi ruang terhadap industri tembakau, tapi tetap saja
regulasi dari pusat banyak tidak berpihak terhadapnya.
Pertama dimuat di Komunitas Kretek
0 komentar:
Posting Komentar