Saya adalah orang yang masih percaya bahwa akan tiba masa di
mana semua orang merasa bahagia. Masa di mana orang-orang tidak lagi
menertawakan kesengsaraan orang lain, tidak lagi mengutuk kebahagiaan orang
lain. Utopis memang. Tapi seburuk-buruknya hidup, harapan harus terus dipupuk.
Keyakinan tersebut tertuang dalam semangat awak Jombloo
dalam memperjuangkan nasib asmara orang lain. Alih-alih mencari kebahagiaan
sendiri, kami lebih senang melihat orang lain tertawa dan bahagia ketika
membaca situs ini. Ada perasaan lain timbul ketika bisa membuat orang lain
bahagia.
Lahir dari semangat menjodohkan seorang teman, Jombloo
kemudian berkembang sebagai situs yang memberi kesempatan pada para tuna asmara
untuk bersuara. Menyampaikan kegundahannya karena terlalu lama di-bully atau
terlalu lama sendiri. Jadi Jombloo adalah tempat membela diri atau membela
kaumnya.
Meski begitu, nasib suatu kaum tidak akan berubah apabila
kaum itu tidak memperjuangkan nasib mereka sendiri. Karenanya, daripada hanya
membela diri dari bully yang tidak berkesudahan, ada baiknya setiap jomblo
mampu membuktikan diri kalau mereka tidak cuma bisa hidup sendiri. Sudah
saatnya sifat sok tegar dihilangkan dan kembali pada hakikat manusia sebagai
mahluk sosial. Mahluk yang memerlukan kasih sayang orang lain.
Sedari awal kami sadar, situs ini bukan cuma milik
segelintir orang. Situs ini mampu berjalan berkat kerja kolektif antara
punggawa, penulis, juga pembaca. Dengan semangat yang militan dan progresif,
semua pihak yang bahu membahu membangun situs ini memiliki andil dari pasang
surut yang pernah kami alami.
Kami pun sadar kalau situs ini masih memiliki banyak cela.
Dan kami tidak mau menjadikan proses sebagai alasan. Setiap orang tumbuh dan
berproses, tapi kami sadar bahwa proses saja tidak cukup. Ada banyak variabel
lain yang harus dicapai agar situs ini boleh bertahan dalam persaingan dunia
digital yang lebih keras daripada persaingan mendapatkan pacar.
Dengan penuh pertimbangan, dicapai sebuah keputusan yang
bulat untuk menggabungkan Jombloo dengan situs Minum Kopi. Tentu keputusan ini
diambil tidak secara sembarangan, mengingat ini menyangkut kebahagiaan banyak
orang yang terpaut hatinya dengan Jombloo.
Semua boleh kecewa, tapi tidak boleh berlarut. Bagaimanapun,
keputusan sudah diambil. Tidak ada waktu untuk meratapi apalagi menangisi.
Semua harus berjalan dan tetap maju ke depan. Jangan lupa cari pacar, kalau
sudah punya pacar jangan lupa cari modal lamaran. Siapa tahu, siapa tahu.
Kalau kejauhan, kelarin aja yang ada di depan mata. Lulus
kuliah misalnya. Jangan lupa ngopi sama ngudud. Kalau nggak suka kopi boleh
ngeteh, kalau nggak suka ngudud jangan larang orang lain ngudud, ya. Nanti kamu
susah punya pacar loh. Kalau susah deketin orang yang kamu suka, coba cari
artikel-artikel di Jombloo yang bisa kasih kamu inspirasi. Toh kalau masih
susah deketin, kamu masih bisa ketawa-tiwi. Lumayan, bisa nyegerin jiwa.
Setiap jalan pasti ada ujungnya. Cepat atau lambat
perpisahan pasti terjadi. Yang penting jangan lupa cari pasangan hidup, nggak
enak loh hidup terlalu lama sendiri. Jika masih seneng hidup sendiri pun nggak
apa, asal jangan lupa bahagia. Boleh saja kita berpisah, tapi jangan sampai
lupa bahagia, ya.
*Ini tulisan penutup di Jombloo Dot Co
0 komentar:
Posting Komentar