Aditia Purnomo

Sikap Politik Saya Pada Pilkada Banten 2017

Leave a Comment

Sebenarnya ini persoalan perspektif. Saya warga kota Tangerang, tahu bagaimana kapasitas Wahidin Halim. Dia walikota yang baik, setidaknya selama dua periode memimpin kota Tangerang. Pembangunan berjalan baik, meski tetap ada satu dua kebijakan yang ngawur, tetap tidak membuat prestasinya di kota ini tercoreng.

Tahun 2012, Ia mencalonkan diri sebagai calon gubernur untuk melawan Atut, Gubernur petahana pemimpin tahta dinasti ciomas. Saat itu, meski tidak sepenuhnya setuju dengan langkah Wahidin, tapi saya mendukungnya. Rekam jejak baik ditambah kemuakan terhadap dinasti ciomas membuat saya dengan tegas memilih WH. Setidaknya, harus ada pemimpin baru menggantikan dinasti korup milik Atut.

Sayangnya, saat itu Ia harus kalah oleh Atut. Dan kekuasaan dinasti ciomas terus berlanjut hingga akhirnya Atut dan adiknya, TB Chaeri Wardana tersangkut kasus korupsi yang jumlahnya tidak seberapa itu.

Tahun depan, Wahidin bakal maju kembali di pemilihan kepala daerah Banten. Ia tetap membawa harapan perubahan untuk pembangunan yang lebih baik. Tapi, amat disayangkan, kali ini Ia maju berpasangan dengan Andika Hazrumi yang nontabenenya adalah anak kandung dari Atut Chosiyah.

Memang yang sudah terjerat perkara korupsi di keluarga Atut bukanlah Andika. Kalau kata seorang kawan yang dulu getol berhadapan dengan keluarga ciomas tapi sekarang berbalik membela Andika, "yang ditangkap itu paman dan ibunya, Andika ngga ada sangkut paut."

Walau sebenarnya kita sama-sama tahu, persoalan korupsi di keluarga Atut jelas melibatkan setiap pihak yang ada di sana. Atau setidaknya, perlawanan yang dulu digalakkan teman-teman bukan cuma persoalan menjatuhkan Atut. Tapi untuk menghadang seluruh bagian dinastinya agar tak lagi berkuasa di Banten.

Perkara ini menjadi dilematis, setidaknya bagi saya. Di satu sisi saya tahu kalau Wahidin punya kompetensi untuk menjadi gubernur Banten. Tapi di sisi lain, sangat mustahil bagi saya untuk mebiarkan gerbong ciomas kembali berkuasa melalui posisi Andika yang dipasangkan dengan WH.

Mungkin Rano Karno belum punya rekam jejak yang bagus-bagus amat sebagai gubernur Banten. Kapabilitasnya sebagai seorang kepala daerah belum benar-benar teruji. Tapi setidaknya, Ia tidak maju bersama gerbong ciomas. Tidak bersama dinasti korup itu.

Beruntung Rano maju bersama Haji Embay, salah satu pendiri Banten yang punya rekam jejak lumayan. Setahu saya, dia memang tidak pernah terjun di dunia pemerintahan. Tapi sebagai tokoh masyarakat, Ia berhasil membangun hubungan baik dengan masyarakat. Kalau tidak salah, Ia juga membangun perekonomian berbasis komunitas di daerahnya. Setidaknya melalui program pendirian 1000 BMT di Banten.

Mungkin saya memang tidak terlibat begitu aktif dalam pergerakan melawan dinasti Atut. Boleh dibilang, saya hanya seorang pribadi yang tak terikat pada kelompok-kelompok arus utama pada waktu itu. Intensitas aksi yang saya lakukan tidak sebesar teman-teman yang lain, yang sedari awal getol melawan dinasti korup ini. Tapi saya punya satu kesadaran, korupnya pemerintahan Banten saat itu bukan hanya dilakukan Atut seorang, tapi ada sebuah dinasti yang menggerogoti hak hidup masyarakat Banten.

Karenanya, saya jelas agak kecewa dengan teman-teman yang dulu ada pada barisan yang sama tapi memilih untuk memenangkan pasangan yang ditumpangi gerbongnya Atut ini. Tidak-tidak, saya tidak mengatakan pilihan politik mereka salah. Setiap orang berhak memilih dan mengambil sikap. Tentu kekecewaan tak akan berarti apa-apa, tak bakal merubah apa-apa. Karenanya, ketimbang sekadar kecewa saya juga memilih untuk mengambil sikap serupa, tentu pada pasangan yang berbeda.

Sebenarnya, dengan tulisan ini saya menyatakan sikap politik pribadi dalam Pilkada Banten tahun depan. Mungkin Rano Karno dan Embay Mulya bukanlah sosok yang sempurna. Tapi diantara dua calon yang ada, jelas saya tidak menjatuhkan pilihan pada pasangan yang membawa gerbong korupnya Atut Chosiyah untuk menjadi kepala daerah di Banten nanti. 
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar