Jika tidak ada rumah judi milik Nyai Manggis, bisa jadi
tidak akan ada dongeng perjalanan ke barat untuk mengehentikan perang sebelum
terjadi. Bisa jadi, Sungu Lembu tidak akan bertemu Raden Mandasia dan keduanya
tak akab bertemu Loki Tua.
Kejeniusan Paman Yusi Avianto Pareanom pada buku dongeng ini
bisa dilihat dari (hampir) tidak ada tokoh yang tak berguna dalam cerita. Semua
bertautan, dan memiliki keterkaitan dengan tokoh-tokoh lainnya.
Misal, Melur, perempuan pertama yang bermain bersama Sungu.
Siapa bisa menerka tokoh ini bakal dijumpai kembali pada akhir cerita. Atau
Wulu Banyak yang nyatanya menjadi tokoh penting dalam perjalanan ke barat,
meski awalnya cuma diceritakan sepenggal saja.
Tapi dari banyaknya tokoh, saya menganggap Nyai Manggis
adalah tokoh sentral yang menjadikan kisah dari masing-masing tokoh menjadi
berkaitan. Ya, Nyai Manggis dan rumah judinya tak boleh dilupakan. Karena
setiap rumah judi punya ceritanya masing-masing.
Di tempat itu, Raden Mandasia nekat mempertaruhkan gelang
bahu resmi Kerajaan Giliwengsi. Sedang di Jogja, semalam, beberapa orang nekat
mempertaruhkan pundi-pundinya untuk bertaruh memperebutkan pinggiran.
Ada pengantin baru yang pulang dengan wajah agak lesu
setelah berulang kali mengeluarkan lembar merah dari dompetnya. Ada pula anak
muda idola banyak wanita yang bertaruh sembari meneguk bergelas-gelas bir.
Tentunya, ada pula yang tertawa terbahak menertawai keberuntungannya di meja
judi.
Sepanjang tiga malam, berturut, meja kerja yang biasa
digunakan untuk mengurus naskah berganti fungsi sebagai meja judi dadakan dalam
sebuah upaya peringatan. Maklum, hari ini akan diluncurkan sebuah buku kiat
berjudi paling mutakhir dari seorang penulis yang telah menghabiskan sebagian
hidupnya untuk judi.
Penulis itu kini sudah berhenti dari profesi penjudi penuh
waktu. Semasa muda, Ia meyakini bahwa judi adalah satu-satunya pekerjaan yang
bisa dilakukannya. Sebelum akhirnya Ia sadar bahwa nekat saja tak cukup, perlu
bakat juga keberuntungan dalam berjudi.
Malam nanti di Angkringan Mojok, mantan penjudi penuh waktu
ini bakal membagikan sedikit pengalamannya. Tentunya dalam urusan judi. Bagi
kalian anak muda yang belum tahu bagaimana nasib dan masa depan, silakan hadir
di acara ini. Sembari ngopi-ngopi dan makan-makan, mari ubah tempat makan ini
jadi rumah judi. Eh.
Ah iya, foto dibawah ini dapat tercipta karena kebaikan
beberapa teman yang ikut judi semalam. Kepada mereka, juga kepada pemilik rumah
judi, saya ucapkan terima kasih.
#KamiTakInginTumbuhDewasa
#KamiTakInginTumbuhDewasa
0 komentar:
Posting Komentar