Dulu saya pernah dicaci teman karena dianggap merendahkan martabat
guru di depan forum dalam sebuah diskusi bersama teman-teman mahasiswa dari
fakultas pendidikan sebuah kampus swasta. Teman saya, dia mahasiswi fakultas
pendidikan, marah karena profesi guru saya samakan dengan buruh. Menurutnya, profesi guru
jelas berbeda dengan buruh. Guru mengabdi untuk anak bangsa, sedang buruh, jelas
berbeda pokoknya.
Lalu Ia menjelaskan kalau menjadi
guru itu tidak mudah. Menjadi guru memerlukan tanggung jawab yang besar, karena
bagaimanapun masa depan bangsa ada di tangan mereka. Karenanya jangan samakan
dengan guru yang bekerja dengan penuh pengabdian, beda dengan buruh yang
bekerja untuk hidup sehari-hari.
Di forum itu, saya malas
menanggapi bantahannya. Karena dengan posisi berpikir yang tidak objektif, dia
hanya akan terus mendebat kusir jawaban saya. Maka saat itu saya hanya bilang
kalau guru pun mengajar untuk mendapatkan gaji. Tanpa mau berpanjang-panjang
saya kembalikan arah diskusi kepada tema yang diusung.
Meski begitu, hingga hari ini
saya masih berkeyakinan kalau guru dan buruh adalah sama. Mereka sama-sama
tenaga kerja produktif yang bekerja (juga) untuk menghidupi diri mereka dan
keluarganya. Sama-sama bekerja untuk memperjuangkan
kesejahteraan.
Kalau pun beda, itu hanya pada
progresivitas saja. Kaum buruh lebih terorganisir ketimbang guru. Mereka pun
lebih berani bersuara ketika hak-haknya akan kesejahteraan direbut oleh negara
atau perusahaan. Karena itu, dalam beberapa hal saya merasa bahwa buruh bahkan
memiliki derajat yang lebih tinggi dari guru. Dalam beberapa hal ya.
Saya sendiri tidak bisa menafikan
peran guru. Bahwa guru berjasa bagi hidup saya, iya. Tapi tidak semua orang
yang berprofesi sebagai guru yang saya kenal dan saya tahu punya etos layaknya
guru. Kalau mau jujur, berapa banyak guru yang tidak kamu sukai cara
mengajarnya? Atau berapa banyak guru yang meninggalkan pekerjaan untuk nyambi
kerjaan lain? Kalau buruh sih meninggalkan pekerjaan buat aksi, nah kalau guru?
Kalimat guru adalah pahlawan
tanpa tanda jasa, bagi saya, hanyalah slogan-slogan yang tidak mampu dibuktikan
oleh mereka. Buktinya berapa banyak guru yang tidak melulu mengejar sertifikasi
agar mendapat kenaikan tunjangan. Toh
pada akhirnya guru-guru lebih mengedepankan kesejahteraannya.
Memang mendapat kesejahteraan dan
gaji adalah hak bagi guru, namun apakah itu menjadi perkara nomor sekian selain
urusan mengabdi? Berapa banyak guru-guru muda yang mengejar status PNS agar
mendapat kesejahteraan yang layak? Atau yang pernah saya alami, apa tidak ada
guru yang mengambil keuntungan dari muridnya dengan menjual atau meminta
seusuatu?
Sekali lagi, saya tidak bilang
kalau semua guru pasti berlaku begitu. Ada juga guru yang benar-benar memliki
etos pendidik yang tepat. Ada guru yang saya hormati, tapi tak sedikit juga
guru yang saya tak sukai. Tentu ada juga guru yang saya caci dan ajak berdebat.
Lagipula, bagi saya semua orang
adalah guru, dan alam raya adalah sekolah. Saya bisa belajar banyak meski tak
melulu berada di kelas. Dan yang paling penting adalah guru bukan dewa, mereka
tak selalu benar. Karenanya jangan marah jika saya mengatakan kalau guru dan
buruh sebenarnya sama saja. Sama-sama bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan
keluarga.
Belajar lagi ya, biar bisa mmbedakan guru n buruh
BalasHapusAnjinggg luu guruu di samain sama buruhh...
BalasHapusLu bisa menjadi buruh berawal belajar nya dari siapa?
Lu gak ada guru gak akan jadi buruh ....
Buruh iti memajukan negara lain tanpa melihat orang lain yang butuhkan dan kalian demo untuk kepentingan sendiri....
Guru adalah pahlawan kita... karena dia lahh kita bisa membaca dan menulis.
Kalauu lu gak bisa baca sama nulis lu gak akan jadi buruh.
Bener kata penulis guru itu sama dengan buruh soalnya slogan guru tanpa tanda jasa itu tidak berlaku lagi di jaman sekarang. Karena mreka lebih mementingkan kesejahteraannya lihat saja dr guru sekolah dasar guru mengambil kesempatan pd hr guru mereka menyuruh murid2 nya membawa hadiah dan kado untuk mereka dan yg ortunya ingin cari muka berlomba2 memberi kado yg bagus untuk gurunya agar gru2 nya memberi nilai tinggi . untuk anaknya itu gru sekolah dasar kl SLTA mereka gaji nya tinggi2 apalagi kepsek itu mana ada guru sekarang yg gak da mobil itu realitanya lebih baik slogan tanpa tanda jasa di hapus aja deh
BalasHapusMaaf jika suatu hari kau merasa gelap, mungkin karena tertutup keberkahan ilmu dari gurumu.
BalasHapus