Ernesto ‘Che’ Guevara dikenal sebagai salah satu tokoh
paling revolusioner di dunia. Ia adalah tokoh pembebasan Kuba, melakukan
gerilya untuk meruntuhkan rezim tirani yang kala itu menguasai Kuba. Bersama
rekan perjuangannya, Fidel Castro, Ia kemudian berhasil membawa Kuba pada
kemenangan terbesar melawan penindasan.
Meski begitu, tak banyak orang yang tahu kalau pada awal
gerilya, Ernesto bergabung sebagai tenaga medis, bukan sebagai prajurit. Che
Guevara memanglah seorang dokter, Ia mendapatkan pendidikan kedokteran di
Universitas Buoenos Aires. Setelah lulus, Ia kemudian memilih untuk bepergian
dengan sepeda motor menjelajahi Amerika Latin.
Dalam perjalanannya, Ia melihat kondisi nyata kehidupan
masyarakat Amerika Latin yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tinggal di tanah
yang kaya, mereka malah hidup miskin, terbelakang, dan sederet kesusahan
lainnya. Fenomena ini kemudian menyadarkan dirinya kalau ada yang tidak beres
dengan kondisi masyarakat. karena itulah, kemudian Ia memilih jalur
revolusioner sebagai gerilyawan.
Sebenarnya, Che Guevara bisa saja memilih hidup bergelimang
harta mengingat Ia adalah seorang dokter. Namun, pilihan politiknya membuatnya
memilih jalur perjuangan dengan cita-cita membebaskan masyarakat Amerika Latin
dari kesengsaraan. Che, bukanlah orang yang seperti dokter-dokter di Indonesia.
Ia tak mau kompromi, apalagi bekerja sama dengan perusahaan farmasi.
Pada awal perjuangannya, sebagai dokter Che ditunjuk sebagai
tenaga medis. Akan tetapi karena ketangkasan dan kecerdasannya dalam meyusun
strategi, Che kemudian ditunjuk menjadi komandan pasukan. Hal ini, sama dengan
statusnya sebagai dokter, juga jarang diketahui oleh publik.
Bagi masyarakat umum, ada dua hal yang paling dikenal dari
Che Guevara. Pertama topi baret yang kerap menempel di kepalanya, lalu ada
cerutu yang menempel di bibirnya. Kedua benda tadi, adalah hal yang paling
melekat pada Che, khususnya pada potret-potretnya.
Meski Ia adalah orang yang berkecimpung di dunia kesehatan,
tapi Che Guevara sangatlah bersahabat dengan tembakau. Bersama cerutu, yang
juga produk nasional Kuba, Ia kerap melewatkan saat-saat istirahat dari
aktifitas yang begitu padat. Bahkan untuk hal ini, Ia pernah menyebutkan kalau
cerutu adalah pendamping istirahat yang baik bagi prajurit yang soliter.
Che sendiri tahu, banyak rakyat Kuba yang menjadi petani
tembakau. Cerutu sendiri adalah produk nasional Kuba, produk unggulan Kuba di
pasar internasional. Apalagi Che pernah ditunjuk sebagai menteri perindustrian
Kuba, pastinya Ia tahu betul betapa besar potensi ekonomi Cerutu bagi Kuba.
Karenanya Che tidak pernah membenci tembakau. Sekalipun Ia seorang dokter, tapi
Ia tahu betapa besarnya manfaat tembakau bagi Kuba dan masyarakatnya.
0 komentar:
Posting Komentar