Sebulan terakhir saya sedang mencoba melatih diri untuk
terus membaca. Dulu ketika awal masuk kuliah, saya sanggup menghabisi sekitar
15-30 buku dalam sebulan. Hal ini berlangsung dalam periode yang cukup lama,
yakni 1,5 tahun.
Tapi setelahnya, saya begitu alpa dalam membaca. Tiga tahun
lebih saya gagal membaca sebuah buku habis dalam sebulan. Malah seringkali saya
tidak membaca buku dalam sebulan.
Saat itu saya memang tengah disibukkan kerja organisasi dan
kegiatan di lapangan yang sangat menyita waktu. Bukan hendak memaklumi, gairah
berorganisasi saya waktu itu sedang tinggi-tingginya. Tapi ya tetap saja
pengalaman di lapangan tidak mampu saya imbangi dengan bacaan yang menopang
aktifitas itu.
Belakangan saya merasa hidup yang sangat hambar. kesibukan
dan aktifitas tiada henti dilakukan, tapi tetap saja ada yang saya rasa kurang
dalam hidup ini. Akhirnya, saya memutuskan untuk melatih diri agar tetap
membaca. Karena saya menyadari betapa hambarnya hidup dengan aktifitas yang
padat tanpa sama sekali memberikan otak ini gizi yang baik.
Sudah jarang memberi makanan pada otak, tiap harinya otak
harus saya peras hingga mentok terakhir.
Baiknya, keberuntungan menghampiri saya dari teman-teman
yang baik. Selain berkawan dengan banyak penjual buku bergizi, ada juga
teman-teman yang dengan membuka penerbitan dan menyajikan buku yang saya rasa
perlu untuk dibaca.
Misalkan buku Melawat dari Timur yang diterbitkan
teman-teman dari Buku Mojok. Ketertarikan saya pada persoalan sosial membuat
buku ini menjadi penting untuk dibaca, karena menggambarkan kehidupan
masyarakat Indonesia Timur. Memberikan gambaran soal prahara panjang karena
agama, juga hal-hal sederhana soal kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kalau teman-teman tertarik dengan buku ini, mohon jangan
hubungi saya buat membelinya. Karena saya juga mendapatkan buku ini dari Pojok
Cerpen. Bukan dapat sih, tapi beli. nah kalau kalian mau beli, silakan
hubungi yang bersangkutan.
0 komentar:
Posting Komentar