Setelah melewati masa panen yang melimpah, masyarakat di
kaki Gunung Sumbing menggelar acara merti dusun, atau ritual bersih desa.
Hakikatnya, tradisi ini adalah simbol rasa syukur masyarakat kepada Yang Maha
Kuasa atas limpahan karunia yang diberikan-Nya. Karenanya, masyarakat
mensyukuri limpahan karunia berupa panen tembakau yang bagus dari-Nya.
Acara merti dusun memiliki beragam tradisinya sendiri.
Setiap daerah memiliki caranya masing-masing. Misalkan Upacara Garebeg yang
dilakukan di Kraton Yogyakarta, atau yang dilakukan masyarakat di kaki Gunung
Sumbing, melaksanakan ritual pernikahan pohon tembakau.
Ritual ini, dilakukan dengan menampilkan dua tembakau, yang
satu tembakau lanang dan yang satunya tembakau wedhok. Tahun ini, kedua
tembakau diberi nama Kiai Pulung Soto dan Nyai Srinthil, yang kemudian
dinikahkan dalam sebuah performance art di atas Sendang Piwaan Dusun Gopakan.
Sebelum dinikahkan, para warga mengikuti doa bersama ini
dengan duduk khidmat di bawah bangunan Pasanggrahan Sendang Piwaan. Sendang
Piwaan adalah sumber air yang menjadi penghidupan warga untuk minum dan
irigasi.
Prosesi Merti Dusun ini diawali kirab dari perkampungan
menuju sendang. Barisan pertama warga membawa ingkung ayam, kemudian gunungan
hasil bumi dan diikuti kesehatan tradisional jathilan serta warga. Sesampainya
di sendang, Mereka berjalan mengelilingi sendang dan kemudian berdoa dipimpin
sesepuh dusun.
Setelah itu, Prosesi pernikahan dilakukan. Pernikahan
diawali dengan tarian yang menceritakan proses tanam tembakau, memanen dan
meranjang dengan pisau dengan iringan tembang Jawa. Tembakau lanang dibawa
pemuda berbaju adat Jawa basahan dan tembakau wedok dibawa perempuan muda
berkebaya. Kemudian, kedua tembakau itu dipertemukan dan dinikahkan.
Bagi masyarakat di kaki Gunung Sumbing, acara ini memiliki
makna yang istimewa. Tradisi ini merupakan perwujudan rasa syukur sekaligus doa
dan pengharapan untuk masa depan yang lebih baik. Selain itu, tradisi ini juga
bertujuan untuk melestarikan budaya masyarakat bertanam tembakau. Karena memang
tembakau lah yang menjadi andalan masyarakat lereng Sumbing.
Menurut masyarakat, meski tembakau tidak enak dimakan, tapi
tembakau dapat membuat orang bahagia dan senang. Karena itu, dengan
melaksanakan upacara pernikahan ini, mereka berharap tanaman tembakau mendatang
dapat lebih memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar